Banner Iskaruji dot com

Friday, June 7, 2013

ALAT UKUR DALAM PROTEKSI RADIASI

 KLASIFIKASI ALAT UKUR DALAM PROTEKSI RADIASI

Alat ukur proteksi radiasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari detektor dan peralatan penunjang, seperti sistem pengukur radiasi lainnya. Alat ukur ini dapat memberikan informasi dosis radiasi seperti paparan dalam roentgen, dosis serap dalam rad atau gray, dan dosis ekivalen dalam rem atau sievert.

Alat proteksi radiasi ini dibedakan menjadi tiga yaitu

     dosimeter personal

     surveimeter

     monitor kontaminasi

Dosimeter personal berfungsi untuk “mencatat” dosis radiasi yang telah mengenai seorang pekerja radiasi secara akumulasi. Oleh karena itu, setiap orang yang bekerja di suatu daerah radiasi harus selalu mengenakan dosimeter personal. Surveimeter digunakan untuk melakukan pengukuran tingkat radiasi di suatu lokasi secara langsung sedang monitor kontaminasi digunakan untuk mengukur tingkat kontaminasi pada pekerja, alat maupun lingkungan.

SURVEIMETER

Surveimeter harus dapat memberikan informasi laju dosis radiasi pada suatu area secara langsung. Jadi, seorang pekerja radiasi dapat memperkirakan jumlah radiasi yang akan diterimanya bila akan bekerja di suatu lokasi selama waktu tertentu. Dengan informasi yang ditunjukkan surveimeter ini, setiap pekerja dapat menjaga diri agar tidak terkena paparan radiasi yang melebihi batas ambang yang diizinkan.

Sebagaimana fungsinya, suatu survaimeter harus bersifat portable meskipun tidak perlu sekecil sebuah dosimeter personal. Konstruksi survaimeter terdiri atas detektor dan peralatan penunjang seperti terlihat gambar berikut. Cara pengukuran yang diterapkan adalah cara arus (current mode) sehingga nilai yang ditampilkan merupakan nilai intensitas radiasi. Secara elektronik, nilai intensitas tersebut dikonversikan menjadi skala dosis, misalnya dengan satuan roentgent/jam.

 

Semua jenis detektor yang dapat memberikan hasil secara langsung, seperti detektor isian gas, sintilasi dan semikonduktor, dapat digunakan. Dari segi praktis dan ekonomis, detektor isian gas Geiger Muller yang paling banyak digunakan. Detektor sintilasi juga banyak digunakan, khususnya NaI(Tl) untuk radiasi gamma, karena mempunyai efisiensi yang tinggi.
  Jenis Surveimeter

Terdapat beberapa jenis survaimeter yang digunakan untuk jenis radiasi yang sesuai sebagai berikut.

     Survaimeter Gamma

     Survaimeter Beta dan Gamma

     Survaimeter Alpha

     Survaimeter neutron

     Survaimeter Multi-Guna

Survaimeter gamma merupakan survaimeter yang sering digunakan dan pada prinsipnya dapat digunakan untuk mengukur radiasi sinar X. Detektor yang sering digunakan adalah detektor isian gas proporsional, GM atau detektor sintilasi NaI(Tl).

Berbeda dengan survaimeter gamma biasa, survaimeter beta dan gamma mempunyai detektor yang terletak di luar badan survaimeter dan mempunyai “jendela” yang dapat dibuka atau ditutup. Bila digunakan untuk mengukur radiasi beta, maka jendelanya harus dibuka. Sebaliknya untuk radiasi gamma, jendelanya ditutup.Detektor yang sering digunakan adalah detektor isian gas proporsional atau GM.

Survaimeter alpha mempunyai detektor yang terletak di luar badan survaimeter dan terdapat satu permukaan detektor yang terbuat dari lapisan film yang sangat tipis, biasanya terbuat dari berrilium, sehingga mudah sobek bila tersentuh atau tergores benda tajam. Detektor yang digunakan adalah detektor isian gas proporsional atau detektor sintilasi ZnS(Ag).

Survaimeter neutron biasanya menggunakan detektor proporsional yang diisi dengan gas BF3 atau gas Helium. Karena yang dapat berinteraksi dengan unsur Boron atau Helium adalah neutron termal saja, maka survaimeter neutron biasanya dilengkapi dengan moderator yang terbuat dari parafin atau polietilen yang berfungsi untuk menurunkan energi neutron cepat menjadi neutron termal. Moderator ini hanya digunakan bila radiasi neutron yang akan diukur adalah neutron cepat.

Pada saat ini sudah mulai dipasarkan jenis survaimeter yang serbaguna (multipurpose) karena selain dapat mengukur intensitas radiasi secara langsung, sebagaimana survaimeter biasa, juga dapat mengukur intensitas radiasi selama selang waktu tertentu, dapat diatur, seperti sistem pencacah dan bahkan bisa menghasilkan spektrum distribusi energi radiasi seperti sistem spektroskopi.


  Prosedur Pemakaian Surveimeter

Tiga langkah penting yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan survaimeteradalah:

     memeriksa batere

     memeriksa sertifikat kalibrasi

     mempelajari pengoperasian dan pembacaan

Periksa batere: Hal ini dilakukan untuk menguji kondisi catu daya tegangan tinggi detektor. Bila tegangan tinggi detektor tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, maka detektor tidak peka atau tidak sensitif terhadap radiasi yang mengenainya, akibatnya survaimeter akan menunjukkan nilai yang salah.

Periksa sertifikat kalibrasi: Pemeriksaan sertifikat kalibrasi harus memperhatikan faktor kalibrasi alat dan memeriksa tanggal validasi sertifikat. Faktor kalibrasi merupakan suatu parameter yang membandingkan nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur dan nilai dosis sebenarnya.

Dsebenarnya = Dterukur x Faktor Kalibrasi

Bila sertifikat kalibrasinya sudah melewati batas waktunya, maka survaimeter tersebut harus dikalibrasi ulang sebelum dapat digunakan lagi.

Pelajari pengoperasian dan pembacaan: Langkah ini perlu dilakukan, khususnya bila akan menggunakan survaimeter “baru”. Setiap survaimeter mempunyai tombol-tombol dan saklar-saklar yang berbeda-beda, biasanya terdapat beberapa faktor pengalian misalnya x1; x10; x100 dan sebagainya. Sedang display-nya juga berbeda-beda, ada yang berskala rontgent / jam ; rad / jam ; Sievert /jam atau mSievert / jam atau bahkan masih dalam cpm (counts per minutes).

 




 
DOSIMETER
 Dosimeter Personal

Alat ini digunakan untuk mengukur dosis radiasi secara akumulasi. Jadi, dosis radiasi yang mengenai dosimeter personal akan dijumlahkan dengan dosis yang telah mengenai sebelumnya. Dosimeter personal ini harus ringan dan berukuran kecil karena alat ini harus selalu dikenakan oleh setiap pekerja radiasi yang sedang bekerja di medan radiasi.

Terdapat tiga macam dosimeter personal yang banyak digunakan saat ini yaitu:

     dosimeter saku (pen / pocket dosemeter)

     film badge

     Thermoluminisence Dosemeter (TLD).


  Dosimeter Saku

Dosimeter ini sebenarnya merupakan detektor kamar ionisasi sehingga prinsip kerjanya sama dengan detektor isian gas akan tetapi tidak menghasilkan tanggapan secara langsung karena muatan yang terkumpul pada proses ionisasi akan “disimpan” seperti halnya suatu kapasitor.

Konstruksi dosimeter saku berupa tabung silinder berisi gas sebagaimana pada Gambar di atas. Dinding silinder akan berfungsi sebagai katoda, bermuatan negatif, sedangkan sumbu logam dengan jarum 'quartz' di bagian bawahnya bermuatan positif. Mula-mula, sebelum digunakan, dosimeter ini diberi muatan menggunakan charger yaitu suatu catu daya dengan tegangan tertentu. Jarum quartz pada sumbu detektor akan menyimpang karena perbedaan potensial. Dengan mengatur nilai tegangan pada waktu melakukan 'charging' maka penyimpangan jarum tersebut dapat diatur agar menunjukkan angka nol. Dalam pemakaian di tempat kerja, bila ada radiasi yang memasuki detektor maka radiasi tersebut akan mengionisasi gas, sehingga akan terbentuk ion-ion positif dan negatif. Ion-ion ini akan bergerak menuju anoda atau katoda sehingga mengurangi perbedaan potensial antara jarum dan dinding detektor. Perubahan perbedaan potensial ini menyebabkan penyimpangan jarum berkurang.

Jumlah ion-ion yang dihasilkan di dalam detektor sebanding dengan intensitas radiasi yang memasukinya, sehingga penyimpangan jarum juga sebanding dengan intensitas radiasi yang telah memasuki detektor. Skala dari penyimpangan jarum tersebut kemudian dikonversikan menjadi nilai dosis.

Keuntungan dosimeter saku ini adalah dapat dibaca secara langsung dan tidak membutuhkan peralatan tambahan untuk pembacaannya. Kelemahannya, dosimeter ini tidak dapat menyimpan informasi dosis yang telah mengenainya dalam waktu yang lama (sifat akumulasi kurang baik).

Pada saat ini, sudah dibuat dan dipasarkan dosimeter saku yang diintegrasikan dengan komponen elektronika maju (advanced components) sehingga skala pembacaannya tidak lagi dengan melihat pergeseran jarum (secara mekanik) melainkan dengan melihat display digital yang dapat langsung menampilkan angka hasil pengukurannya.

  Film Badge

Film badge terdiri atas dua bagian yaitu detektor film dan holder. Detektor film dapat “menyimpan” dosis radiasi yang telah mengenainya secara akumulasi selama film belum diproses. Semakin banyak dosis radiasi yang telah mengenainya –atau telah mengenai orang yang memakainya– maka tingkat kehitaman film setelah diproses akan semakin pekat.

 
Holder film selain berfungsi sebagai tempat film ketika digunakan juga berfungsi sebagai penyaring (filter) energi radiasi. Dengan adanya beberapa jenis filter pada holder, maka dosimeter film badge ini dapat membedakan jenis dan energi radiasi yang telah mengenainya.

Di pasar terdapat beberapa merk film maupun holder, tetapi BATAN selalu menggunakan film dengan merk Kodak buatan USA dan holder merk Chiyoda buatan Jepang seperti pada Gambar IV.3. Hal ini dilakukan agar mempunyai standar atau kalibrasi pembacaan yang tetap.

Dosimeter film badge ini mempunyai sifat akumulasi yang lebih baik daripada dosimeter saku. Keuntungan lainnya film badge dapat membedakan jenis radiasi yang mengenainya dan mempunyai rentang pengukuran energi yang lebih besar daripada dosimeter saku. Kelemahannya, untuk mengetahui dosis yang telah mengenainya harus diproses secara khusus dan membutuhkan peralatan tambahan untuk membaca tingkat kehitaman film, yaitu densitometer.


  Dosimeter Termoluminisensi (TLD)

Dosimeter ini sangat menyerupai dosimeter film badge, hanya detektor yang digunakan ini adalah kristal anorganik thermoluminisensi, misalnya bahan LiF. Proses yang terjadi pada bahan ini bila dikenai radiasi adalah proses termoluminisensi. Senyawa lain yang sering digunakan untuk TLD adalah CaSO4.

Dosimeter ini digunakan selama jangka waktu tertentu, misalnya satu bulan, baru kemudian diproses untuk mengetahui jumlah dosis radiasi yang telah diterimanya. Pemrosesan dilakukan dengan memanaskan kristal TLD sampai temperatur tertentu, kemudian mendeteksi percikan-percikan cahaya yang dipancarkannya. Alat yang digunakan untuk memproses dosimeter ini adalah TLD reader.

Keunggulan TLD dibandingkan dengan film badge adalah terletak pada ketelitiannya. Selain itu, ukuran kristal TLD relatif lebih kecil dan setelah diproses kristal TLD tersebut dapat digunakan lagi.


MONITOR KONTAMINASI

Kontaminasi merupakan suatu masalah yang sangat berbahaya, apalagi kalau sampai terjadi di dalam tubuh. Kontaminasi sangat mudah terjadi kalau bekerja dengan sumber radiasi terbuka, misalnya berbentuk cair, serbuk, atau gas. Adapun yang terkontaminasi biasanya adalah peralatan, meja kerja, lantai, tangan, sepatu.

Jika intensitas radiasi yang dipancarkan oleh sesuatu yang telah terkontaminasi sangat rendah, maka alat ukur ini harus mempunyai efisiensi pencacahan yang sangat tinggi. Detektor yang digunakan untuk monitor kontaminasi ini harus mempunyai “jendela” (window) yang luas, karena kontaminasi tidak selalu terjadi pada satu daerah tertentu, melainkan tersebar pada permukaan yang luas. Tampilan dari monitor kontaminasi ini biasanya menunjukkan kuantitas radiasi (laju cacah) seperti cacah per menit atau cacah per detik (cpd). Nilai ini harus dikonversikan menjadi satuan aktivitas radiasi, Currie atau Becquerel, dengan hubungan sebagai berikut.
                                                             


A adalah aktivitas radiasi, R adalah laju cacah dan h adalah efisiensi alat pengukur. Monitor kontaminasi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu monitor kontaminasi permukaan, monitor kontaminasi perorangan dan monitor kontaminasi udara (airborne). Monitor kontaminasi permukaan (surface monitor) digunakan untuk mengukur tingkat kontaminasi segala permukaan, misalnya meja kerja, lantai, alat ukur ataupun baju kerja.

Monitor kontaminasi perorangan digunakan untuk mengukur tingkat kontaminasi pada bagian-bagian tubuh dari pekerja radiasi. Bagian tubuh yang paling sering terkontaminasi adalah tangan dan kaki, sehingga terdapat monitor kontaminasi khusus untuk tangan dan kaki yaitu hand and foot contamination monitor. Suatu instalasi yang modern biasanya dilengkapi dengan monitor kontaminasi seluruh tubuh (whole body monitor). Setiap pekerja yang akan meninggalkan tempat kerja harus diperiksa terlebih dahulu dengan monitor kontaminasi.

Monitor kontaminasi udara digunakan untuk mengukur tingkat radioaktivitas udara di sekeliling instalasi nuklir yang mempunyai potensi untuk melepaskan zat radioaktif ke udara.

Sebagaimana survaimeter, detektor yang digunakan di sini dapat berupa detektor isian gas, sintilasi ataupun semikonduktor. Detektor yang paling banyak digunakan adalah detektor isian gas proporsional untuk mendeteksi kontaminasi pemancar alpha atau beta dan detektor sintilasi NaI(Tl) untuk kontaminasi pemancar gamma. Khusus untuk monitor kontaminasi udara biasanya dilengkapi dengan suatu penyaring (filter) dan pompa penghisap udara untuk “menangkap” partikulat zat radioaktif yang bercampur dengan molekul-molekul udara.












KALIBRASI ALAT UKUR

Sudah merupakan suatu ketentuan bahwa setiap alat ukur proteksi radiasi harus di kalibrasi secara periodik oleh instansi yang berwenang. Hal ini dilakukan untuk menguji ketepatan nilai yang ditampilkan alat terhadap nilai sebenarnya. Perbedaan nilai antara yang ditampilkan dan yang sebenarnya harus dikoreksi dengan suatu parameter yang disebut sebagai faktor kalibrasi ( Fk ). Dalam melakukan pengukuran, nilai yang ditampilkan alat harus dikalikan dengan faktor kalibrasinya. Secara ideal, faktor kalibrasi ini bernilai satu, akan tetapi pada kenyataannya tidak banyak alat ukur yang mempunyai faktor kalibrasi sama dengan satu. Nilai yang masih dapat 'diterima' berkisar antara 0,8 sampai dengan 1,2. Faktor Kalibrasi dapat dihitung dengan persamaan berikut.

Dimana Ds  adalah nilai dosis sebenarnya, sedangkan Du adalah nilai yang ditampilkan alat ukur. Terdapat dua metode untuk melakukan kalibrasi yaitu:

     menggunakan sumber radiasi standar

     menggunakan alat ukur standar

Cara pertama, alat ukur diletakkan pada jarak tertentu, misalnya 1 m, dari sumber standar yang telah diketahui jenis nuklida maupun aktivitasnya. Dosis paparan yang mengenai survaimeter (Ds) ditentukan berdasarkan perhitungan. Cara kedua, alat ukur yang akan dikalibrasi dan alat ukur standar diletakkan pada jarak yang sama dari suatu sumber, sehingga dosis radiasi yang mengenai dua alat ukur tersebut sama. Nilai dosis radiasi yang ditampilkan oleh alat ukur standar dianggap sebagai dosis sebenarnya ( Ds ).

Tanggapan atau respon suatu alat ukur terhadap dosis radiasi ternyata berbeda untuk energi radiasi yang berbeda. Setiap alat ukur seharusnya dikalibrasi dengan sumber yang mempunyai tingkat energi yang 'sama' dengan tingkat energi radiasi yang digunakan di lapangan. Perbedaan respon tersebut sangat “significant” pada rentang energi di bawah 200 keV seperti terlihat pada Gambar IV.5 berikut. Pada rentang energi di atas 500 keV, perbedaan responnya sudah tidak terlalu besar.


http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/Pengukuran_Radiasi/Proteksi_03.htm
Read More ->>

Wednesday, June 5, 2013

ANATOMI TULANG MANUSIA

ANATOMI TULANG MANUSIA


 Di dalam tubuh manusia, tulang-tulang menyusun alat gerak pasif dalam bentuk rangka. Susunan rangka dibangun dari gelang-gelang dan lebih dari 200 potong tulang. Tulang-tulang bertemu satu dengan yang lain pada sambungan tertentu.

Sambungan itulah yang dapat membantu kelancaran gerakan. Sejumlah gerakan dapat terjadi karena adanya macam-macam hubungan antar tulang (artikulasi). Namun, gerakan tak mungkin terjadi tanpa penggerak, yaitu otot. Oleh karen itu, tualng disebut sebagai alat gerak pasif sedangkan otot yang berperan sebagai penggerak tulang disebut alat gerak aktif.

Menurut bentuk dan ukurannya tulang dibedakan sebagai berikut:

1. Tulang pendek
Tulang pendek bentuknya seperti silider kecil, berfungsi agar tulang dapat bergerak bebas. Tulang pendek terdapat pada pergelangan tangan dan kaki, telapak tangan dan kaki.

2. Tulang panjang
Tulang panjang bentuknya seperti pipa, berfungsi untuk artikulasi, terdapat pada tulang hasta, tulang paha dan tulang betis.

3. Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar, berfungsi untuk melindungi struktur dibawahnya, seperti pada pelvis, tulang belikat dan tempurung kepala.

4. Tulang tidak beraturan
Tulang tidak beraturan ini bentuknya kompleks dan berhubungan dengan fungsi khusus. Contoh tulang tidak beraturan adalah tulang punggung dan tulang rahang.
Gambar 9.33. Kerangka manusia.

Menurut bahan pembentuknya, tulang dapat dikelompokkan atas tulang rawan (kartilago) dan tulang (osteon).

a. Tulang rawan (kartilago)
Keadaan tulang rawan lentur (elastis). Telinga, ujung hidung, dan laring (Adam`s apple) dibentuk dan ditopang oleh tulang rawan. Pada umumnya, matriks pada tulang rawan mengandung serabut kolagen dan tidak mengandung kalsium.

Tulang rawan dibentuk oleh sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang dihasilkan oleh kondroblas (pembentuk tulang rawan). Antara sel-sel rawan terbentuk matriks dari kolagen dalam bentuk “gel” dari karbohidrat dan protein. Macam-macam tipe tulang rawan adalah sebagai berikut:
  • tulang rawan hialin, sifatnya halus dan terdapat di ujung tulang. 
  • tulang rawan elastis, sifatnya elastis pada telinga dan epiglotis. 
  • tulang rawan yang liat (kuat) terbentuk dari serabut kolagen yang banyak dalam matriks, terdapat pada tendon dan ligamen.

b. Tulang sejati (osteon)
Tulang terdapat pada seluruh anggota gerak. Bagian lapisan luar tulang keras (tulang kompak) dan mengelilingi rongga yang disebut rongga sumsum. Berdasarkan teksturnya, tulang dibedakan atas 2 macam, yaitu:
  • tulang kompak, membentuk lapisan luar yang padat. 
  • tulang spons (berongga), bagian dalam pipih, seperti pada tulang tengkorak dan pada ujung-ujung tulang panjang dekat sambungan tulang. Bentuk rongga ini melindungi tulang itu sendiri jika ada tekanan, benturan atauhentakan.

Bila tulang dipotong sedemikian rupa kemudian dilihat dengan mikroskop, maka akan terlihat lingkaran-lingkaran sel tulang yang tersusun secara konsentris, melingkari pembuluh darah dan saraf. Lingkaran sel tulang bersama dengan pembuluh darah dan saraf membentuk saluran Havers atau sistem Havers.

Bagian dalam dari tulang berisi sumsum tulang yang terdiri dari dua tipe, yaitu sumsum merah dan sumsum kuning. Sumsum merah merupakan tempat produksi sel darah merah. Pada anak-anak, sumsum merah terdapat pada seluruh tulang; sedangkan pada orang dewasa, sumsum merah terdapat pada tulang tengkorak, ruas tulang belakang, tulang rusuk, dan tulang gelang.

Sumsum kuning terdapat pada tulang-tulang anggota gerak dewasa. Sumsum kuning terbentuk dari campuran sel jaringan ikat, seperti jaringan lemak dan sumsum merah.

Tulang dibentuk dari osteosit dan matriks. Osteosit dibentuk dari Osteoblas. Jenis-jenis matriks adalah sebagai berikut:
  • semen: tersusun dari molekul karbohidrat. 
  • kolagen: bentuknya seperti serabut. Kolagen yang diikat oleh semen akan menampakkan ciri tulang. Tanpa kolagen, tulang menjadi rapuh seperti kepingan-kepingan karang atau kapur. M 
  • mineral: misalnya seperti kalsium, fosfat, dan karbonat. Tanpa adanya mineral dalam matriks tulang menjadi lentur. 

Dalam matriks terdapat kalsium yang menjadikan tulang bersifat keras, sedangkan mineral merupakan 65% dari berat seluruh tulang.

Tulang adalah jaringan hidup. Ini berarti bahwa tulang dapat tumbuh dan memperbaiki sendiri bagian yang rusak (patah, retak). Pada tulang dewasa ada bagian tulang yang dirusak (pada bagian tengah tulang pipa) oleh perombak sel tulang (osteoblas). Tulang tumbuh menjadi besar dengan perbanyakan sel dan menjadi panjang. Tempat memanjangnya tulang pada daerah pertumbuhan atau cakra epifisis (daerah dekat ujung-ujung tulang).
Read More ->>

ANATOMI TUBUH MANUSIA

PENGERTIAN ANATOMI

Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia,berasal dari bahasa yunani “ana”yang berarti habis atau keatas dan “tomos” yang berarti memotong atau mengiris.Maksudnya anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh(manusia) dengan cara nenguraikan tubuh(manusia)menjadi bagian yang lebih kecil kebagian yang paling kecil,dengan cara memotong atau megiris tubuh (manusia) kemudian diangkat,dipelajari,dan diperiksa menggunakan mikroskop.

 Anatomi dibagi menjadi dua bagian yaitu
1.     Anatomi Macroscopia,dan
2.     Anatomi Microscopia.

Anatomi yang akan diajarkan untuk memperdalam atau untuk memahami ilmu  gerak adalah anatomi macroscopia yang tergolong dalam anatomi systematica yang meliputi Osteologi,arthrologi dan mmyologi,dan anatomi regionale yang meliputi Regio membri superioris (anggota gerak atas),Regio membri inferioris (anggota gerak bawah),Regio thoracalis(dada) dan Regio abdominalis(perut).

Istilah Umum Anatomi

Anatomi manusia menggunakan daftar istilah sendiri, yang kebanyakan diambil dari bahasa Latin dengan arti yang sangat spesifik. Istilah anatomi merupakan hasil kesepakatan dari ahli-ahli anatomi sedunia yang dikenal sebagai terminologia anatomica. Semua istilah anatomis dalam dunia medis harus mengacu pada hasil kesepakatan tersebut, tidak boleh sembarangan. Terjemahan ke dalam bahasa lain dilakukan melalui kesepakatan ahli anatomi di negara masing-masing. Sayangnya, sampai sekarang belum ada pembakuan terjemahan terminologia anatomica ke dalam bahasa Indonesia, sehingga seringkali membingungkan.

Ada beberapa istilah umum anatomi yang selalu berulang muncul. Sangat penting bagi Anda untuk memahami beberapa istilah umum tersebut, yang antara lain adalah sebagai berikut:
Posisi Tubuh:

    Posisi anatomi (berdiri): Pada posisi ini tubuh lurus dalam posisi berdiri dengan mata juga memandang lurus. Telapak tangan menggantung pada sisi-sisi tubuh dan menghadap ke depan. Telapak kaki juga menunjuk ke depan dan tungkai kaki lurus sempurna. Posisi anatomi sangat penting karena hubungan semua struktur digambarkan dengan asumsi berada pada posisi anatomi.
    Posisi supine (terlentang): Pada posisi ini tubuh berbaring dengan wajah menghadap ke atas. Semua posisi lainnya mirip dengan posisi anatomi dengan perbedaan hanya berada di bidang horisontal daripada bidang vertikal.
    Posisi prone (tengkurap): Pada posisi ini, punggung menghadap ke atas. Tubuh terletak pada bidang horisontal dengan wajah menghadap ke bawah.
    Posisi litotomi: Pada posisi ini tubuh berbaring terlentang, paha diangkat vertikal dan betis lurus horizontal. Tangan biasanya dibentangkan seperti sayap. Kaki diikat dalam posisinya untuk mendukung lutut dan pinggul yang tertekuk. Ini adalah posisi pada banyak prosedur kebidanan.

Bidang Tubuh:

    Bidang frontal/koronal: bidang vertikal yang tegak lurus dengan bidang median. Bidang ini terbentuk dari garis yang menghubungkan satu telinga ke telinga yang lain dari atas kepala dan kemudian membagi seluruh tubuh di sepanjang garis itu.
    Bidang median/mid-sagital: bidang yang membagi tubuh menjadi bagian yang sama kanan dan kiri.
    Bidang sagital/paramedian: bidang yang sejajar dengan bidang median, tetapi membagi tubuh menjadi bagian kanan dan kiri yang tidak sama.
    Bidang transversal: bidang horisontal tubuh, tegak lurus dengan bidang frontal dan median.
    Bidang obliqua: bidang selain yang dijelaskan di atas.

Hubungan:

    Anterior berarti ke arah depan.
    Posterior berarti menuju belakang.
    Superior berarti ke arah kepala.
    Inferior berarti menuju kaki.
    Medial/medialis berarti menuju bidang median (medekati bagian tengah tubuh).
    Lateral/lateralis berarti menjauh dari bidang median (menjauh dari tengah tubuh).

Anggota Badan:

    Proksimal berarti dekat badan
    Distal berarti jauh dari badan
    Preaksial menunjukkan sisi radial atau tibial pada anggota badan.
    Postaksial menunjukkan sisi ulna atau fibular pada anggota badan.
    Fleksor berarti permukaan anterior anggota badan atas dan permukaan posterior anggota badan bawah.
    Ekstensor berarti permukaan posterior anggota badan atas dan permukaan anterior anggota badan bawah.

Bagian Otot:

    Origio (origin): ujung otot yang relatif tetap dari selama gerakan alami.
    Insersio (insertion): ujung otot yang relatif mobil selama gerakan alami.
    Belly: bagian tengah berdaging dari otot, yang bersifat insersio.
    Tendon: bagian berserat dan non-kontraksi dari otot, yang bersifat origio.
    Aponeurosis: tendon rata yang timbul dari jaringan ikat di sekitar otot.

Gerakan:

    Fleksi: gerakan yang membentuk atau mengurangi sudut sendi.
    Ekstensi: gerakan yang memperlebar sudut sendi.
    Aduksi: gerakan menuju batang tubuh
    Abduksi: gerakan menjauh dari batang tubuh
    Rotasi: memutar pada sumbu panjang tubuh
    Rotasi medial: rotasi ke sisi medial tubuh
    Rotasi lateral: rotasi ke sisi lateral tubuh
    Sirkumdiksi: kombinasi fleksi-abduksi-ekstensi-aduksi
    Pronasi: gerakan lengan bawah di mana telapak tangan menghadap belakang.
    Supinasi: gerakan lengan bawah d imana telapak tangan menghadap depan
    Protaksi: gerakan menuju ke depan
    Retraksi: gerakan menarik ke belakang
    Radial: gerakan ke arah os radius
    Ulnar: gerakan ke arah os ulna
    Tibial: gerakan ke arah os tibia
    Femoral: gerakan ke arah os femoris
    Frontal: gerakan ke arah os frontale
    Oksipital: gerakan ke arah os oksipitale, dll.

Bagian Struktur

    Kaput: kepala
    Korpus: badan
    Kauda: ekor
    Kolumna: leher
    Pedunkula: tangkai

Bentuk Struktur

    Fasia, fasialis: permukaan, muka
    Fovea: lekukan dangkal, lesung
    Fascia: lembaran
    Foramen: lubang
    Sulkus: lekukan
    Kanalis: saluran, pipa
    Kavum, kaverna:  rongga besar
    Kavernosus: berongga-rongga
    Kondilus: benjolan
    Spina: berduri, berujung tajam
    Krista: berbentuk seperti sisir
    Sinus: rongga kecil
    Prosesus: seperti ujung pedang
    Fisura: robekan, celah
    Insisura: irisan

Warna Struktur

    Alba: putih
    Nigra: hitam, gelap
    Rubra: merah
    Grisea: abu-abu
    Lutea, flava: kuning
    Kloros: hijau

http://ndamai.blogspot.com/2011/10/blog-post.html
Read More ->>

MEDIA KONTRAS RADIOGRAFI

Pengertian
http://ajunkdoank.files.wordpress.com/2009/10/media-kontras1.jpg?w=300
Media Kontras

Bahan Kontras merupakan senyawa-senyawa yang digunakan untuk meningkatkan visualisasi (visibility) struktur-struktur internal pada sebuah pencitraan diagnostic medik.

Bahan kontras dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan daya attenuasi sinar-X (Bahan kontras positif) atau menurunkan daya attenuasi sinar-X (bahan kontras negative dengan bahan dasar udara atau gas). Ada berbagai macam jenis kontras tergantung dari muatannya, cara pemberian dan lain sebagainya.

Jalur Pemberian Media Kontras

a. Pemberian Media Kontras per oral (barium meal)

Yakni pemberian media kontras per oral atau melalui mulut pasien dengan cara meminum atau menelen media kontras, umumnya media kontras barium sulfat.

b. Pemberian Media Kontras per anal (barium enema untuk usus besar & usus halus)

Yakni pemberian media kontras melalui dubur atau anus dalam bentuk media kontras dimasukan melalui dubur layaknya enema dengan bantuan rectal kateter.

c. Pemberian Media Kontras intravascular (umumnya media kontras iodium)

Yakni pemberian media kontras melalui injeksi intra vascular (i.v), biasanya bahan kontras yang berbasis iodium, (akan dibahas lebih detail pada bab selanjutnya).

d. Pemberian Media Kontras intra arterial, intrathecal (tulang belakang) dan intraabdominally (hampir pada seluruh rongga tubuh atau ruang yang potensial)

Pemberian media kontras melalui injeksi intra arteri (i.a) dan lain sebagainya disesuaikan dengan objek yang akan diperiksa atau ruang yang potensial untuk memasukan media kontras.

Syarat & Kegunaan Media Kontras

    Atom berukuran besar, sehingga mampu menyerap sinar-x
    Berbentuk cairan, sehingga mampu mengisi rongga tubuh
        Adapun Kegunaan Dari Media Kontras :
            Visualisasi saluran kemih (ginjal, vesika & saluran kemih)
            Visualisasi pembuluh darah (anggota badan, otak, jantung, ginjal)
            Visualisasi saluran empedu (kandung dan saluran empedu)
            Visualisasi saluran cerna (lambung dan usus)

Klasifikasi Media Kontras

A. Berdasarkan Kemampuan Menyerap Sinar-X

Secara umum media kontras dibedakan menjadi dua yakni media kontras positif dan media kontras negatif. Bahan kontras yang dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk meningkatkan daya attenuasi sinar-X atau bahan kontras positif yakni media kontras yang memberikan efek gambaran opaque (putih) dalam citra radiografi, sedangkan media kontras yang digunakan untuk menurunkan daya attenuasi sinar-X (bahan kontras negative dengan bahan dasar udara atau gas) adalah media kontras yang digunakan untuk memberikan efek gambaran lucen (hitam) dalam citra radiografi. Selain itu bahan kontras juga digunakan dalam pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging), namun metode ini tidak didasarkan pada sinar-X tetapi mengubah sifat-sifat magnetic dari inti hidrogen yang menyerap bahan kontras tersebut. Bahan kontras MRI dengan sifat demikian adalah Gadolinium.

Ada dua jenis bahan baku dasar dari bahan kontras positif yang digunakan dalam pemeriksaan dengan sinar-X yaitu barium dan iodium. Sebuah tipe bahan kontras lain yang sudah lama adalah Thorotrast dengan senyawa dasar thorium dioksida, tapi penggunaannya telah dihentikan karena terbukti bersifat karsinogen.

a. Media Kontras Non – Iodinated/tidak mengandung yodium (Barium sulfat).

Bahan kontras barium sulfat, berbentuk bubuk putih yang tidak larut. Bubuk ini dicampur dengan air dan beberapa komponen tambahan lainnya untuk membuat campuran bahan kontras. Bahan ini umumnya hanya digunakan pada saluran pencernaan; biasanya ditelan atau diberikan sebagai enema. Setelah pemeriksaan, bahan ini akan keluar dari tubuh bersama dengan feces.

    Adapun cirri-cirinya :

    Contoh (BaSO4O) garam tidak larut air
    Menggunakan stabilizer à mencegah suspense terurai
    Ditambahkan zat perasa (oral)
    Dapat secara oral atau rectal (enema)
    Ekskresi via feses

b. Media Kontras Iodinated (mengandung yodium)

Bahan kontras iodium bisa terikat pada senyawa organik (non-ionik) atau sebuah senyawa ionic. Bahan-bahan ionic dibuat pertama kali dan masih banyak digunakan dengan tergantung pada pemeriksaan yang dimaksudkan. Bahan-bahan ionic memiliki profil efek samping yang lebih buruk. Senyawa-senyawa organik memiliki efek samping yang lebih sedikit karena tidak berdisosiasi dengan molekul-molekul komponen. Banyak dari efek samping yang diakibatkan oleh larutan hyperosmolar yang diinjeksikan, yaitu zat-zat ini membawa lebih banyak atom iodine per molekul. Semakin banyak iodine, maka daya attenuasi sinar-X bertambah. Ada banyak molekul yang berbeda. Media kontras yang berbasis iodium dapat larut dalam air dan tidak berbahaya bagi tubuh. Bahan-bahan kontras ini banyak dijual sebagai larutan cair jernih yang tidak berwarna. Konsentrasinya biasanya dinyatakan dalam mg I/ml. Bahan kontras teriodinasi modern bisa digunakan hampir di semua bagian tubuh. Kebanyakan diantaranya digunakan secara intravenous, tapi untuk berbagai tujuan juga bisa digunakan secara intraarterial, intrathecal (tulang belakang) dan intraabdominally – hampir pada seluruh rongga tubuh atau ruang yang potensial.
Adapun pembagiannya :

Mengandung minyak (oily iodinated CM)

    Vehikel berupa minyak tumbuhan (poppy seed)
    Digunakan untuk Arthrografi, HSG, Limfografi, Fistulografi, Mielografi)
    Kekurangan :
        Eliminasi dalam tubuh sangat lambat, butuh waktu lama
        Dapat mengakibatkan peradangan meanings (mielografi)
        Dapat mengakibatkan emboli pulmoner (limfografi)
        Harus segera dihilangkan setelah tindakan diagnostic selesai dilakukan

Larut air (Water soluble CM)

    Dibagi menjadi :
        Pyridone
        Asam alkil sulfonik yodium
        Derivat asam triiodinated aromatic, dibagi lagi menjadi :
            Ionik
            Non-Ionik

Tidak larut air (Water-insoluble CM)

    Digunakan secara oral, diserap melalui usus
    Contoh : golongan phtalein
        Tetragnost
        Derivat atophane
        Derivat asam cinnamic
        CM derivate aromatictriiodinated
        CM derivate heterosiklik triiodinated

http://ajunkdoank.wordpress.com/2009/10/20/media-kontras-radiografi/
Read More ->>

MAMOGRAFI

Apa itu mamografi ?


Mamografi adalah pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar X, sebagaimana foto rontgen paru-paru biasa , tetapi telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat melihat gambaran jaringan payudara pada foto rontgen yang dihasilkan, dimana sinar X yang dihasilkan oleh X-ray tube dilewatkan objek kemudian ditangkap oleh film.
Yang membedakan mamografi dengan X-ray biasa adalah : pertama , X-Ray mamografi memakai energi yang sangat rendah sekitar 25 kvp sedangkan X-ray biasa diatas 40 kvp dan focal spot yang sangat kecil tidak lebih dari 0,3 mm.
Kedua, mamografi dilengkapi dengan meja atau table khusus tempat memposisikan dan mengkompresi payudara. Ketiga, mamografi menggunakan film khusus yaitu film single emulsion.
Dengan peralatan yang sedemikian itu, memungkinkan didapat kontras jaringan payudara yang ideal untuk evaluasi kelainan yang minimal.
Jadi pesawat X-Ray biasa tidak dapat dipakai untuk mammografi.
Mammografi merupakan alat yang terbaik untuk screening atau deteksi dini kanker payudara, karena sinar X pada mammografi mempunyai kemampuan menembus jaringan payudara yang mengalami kelainan berupa tumor dan menunjukkan kelainan dlam payudara tersebut secara memuaskan.
Selain itu mamografi juga dapat melihat adanya mikrokalsifikasi yang sangat halus , kurang dari 200 u/milimikron. Mikrokalsifikasi yang terlihat oleh mamografi menunjukkan adanya keganasan atau kanker, dan hal ini tidak dapat dilihat dengan alat yang lain termasuk USG.
Alat ini telah dibuat seaman mungkin untuk penderita dan pemeriksaannya tidak menyakitkan penderita. Di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat , mamografi sangat popular dan merupakan alat yang peka dan sensitive untuk mendeteksi kelainan payudara khususnya kanker payudara.
Kapan sebaiknya dilakukan mamografi ?
Di Amerika Serikat, perkumpulan ahli kanker, perkumpulan ahli radiology dan perkumpulan ahli kebidanan menganjurkan untuk melakukan mamografi :
Setiap tahun sekali untuk wanita dengan usia lebih dari 50 tahun.
Pemeriksaan dasar sebaiknya dilakukan pada usia 35-40 tahun, kecuali pada wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker maka pemeriksaan dilakukan pada usia 30 tahun.
Pada usia 40-50 tahun pemeriksaan dilakukan antara 1-3 tahun sekali tergantung riwayat kanker pada keluarga, ada tidaknya kelainan parenkim atau jaringan payudara pada pemeriksaan dasar.
Untuk Indonesia ,pemeriksaan mamografi dianjurkan minimal untuk mereka yang termasuk golongan resiko tinggi seperti : umur diatas 40 tahun, adanya penyakit fibrokistik payudara, riwayat kanker payudara dalam keluarga , dan kelompok wanita yang telah menjalani operasi payudara untuk melihat payudara sisi yang sebelahnya.
Selain untuk deteksi dini atau skrining seperti disebutkan diatas, maka mamografi juga disarankan dilakukan pada keadaan :
1. Adanya benjolan pada payudara baik dengan rasa nyeri atau tanpa rasa nyeri, adanya benjolan yang dirasakan oleh penderita sedangkan dokter pemeriksa belum dapat merabanya, karena ukurannya yang kecil dan letaknya dalam.
2. Adanya rasa tidak enak pada payudara seperti nyeri, sangat peka dan kelainan puting susu.
3. Pada penderita dengan riwayat resiko tinggi untuk terkena kanker payudara.
4. Pembesaran kelenjar ketiak yang meragukan.
5. Penyakit Paget puting susu, berupa adanya luka seperti eksim.
6. Adanya penyebaran metastasis tanpa diketahui asal tumor primer.
7. Pada penderita dengan cancer-phobia.
Namun sayangnya program deteksi dini kanker payudara dengan mamografi belumlah begitu rutin dilakukan di negara kita, karena terkendala oleh beberapa hal baik dari penderita maupun dari pemerintah sendiri.
Dari penderita misalnya, enggan melakukan mamografi karena ketakutan apabila dijumpai kanker payudara maka akan kehilangan payudaranya bahkan nyawanya, ketakutan terkena sinar radiasi, mempunyai anggapan hanya mereka yang beresiko tinggi saja yang perlu memeriksakan , dan juga karena belum mengetahui dan belum menyadari akan pentingnya skrining mamografi.
Dari pemerintah, antara lain belum menyediakan alat mamografi , termasuk di propinsi kita tercinta Kalimantan Barat. Mudah-mudahan suatu saat nanti ada alat mamografi di Bumi Khatulistiwa ini.
Dikatakan di Eropa Barat dan Amerika Serikat , dengan mamografi sebagai upaya deteksi dini kanker payudara, maka dapat menurunkan 25%-30% angka kematian akibat kanker payudara.
Sedangkan bila dijumpai kanker payudara pada skrining maka harapan hidupnya dapat meningkat 3,5 tahun dibandingkan rata-rata harapan hidup penderita kanker payudara
Jelaslah bahwa program deteksi dini dengan mamografi merupakan jawaban yang tepat saat ini untuk menurunkan angka kematian akibat kanker payudara , mengingat kanker ini merupakan kanker nomor dua terbanyak di negara kita setelah kanker leher rahim.
Untuk nona Yati, saudari termasuk kelompok resiko tinggi untuk terkena kanker payudara karena faktor keluarga, yaitu ibu kandung menderita kanker payudara. Sebaiknya anda melakukan pemeriksaan mamografi setelah usia diatas 30 tahun. Periksalah ke dokter bila suatu saat ada benjolan atau kelainan lain pada payudara anda seperti yang disebutkan diatas .Semoga pertanyaan anda sudah terjawab.




http://yusufheriady.blogspot.com/2009/03/mammografimembantu-diagnosis-kanker.html
Read More ->>

PANORAMIC

PESAWAT DENTAL PANORAMIC


Dental / gigi seringnya tertutup oleh tulang maxilla dan mandibula. Radiografi panoramic dapat membuat foto gigi, tanpa tertutupi / overlaping dengan tulang-tulang tersebut.
Panoramic berasal dari kata Panorama, artinya pandangan yang tak terhalang dari berbagai arah untuk melihat suatu bayangan atau obyek.

Panoramic dibuat berdasarkan penggunaan sumber sinar :
Sumber sinar intra oral
Sumber sinar extra oral

Sumber sinar intra oral

Film diletakkan diluar
Sumber sinar dimasukkan ke dalam mulut
Film tanpa screen / screen low speed
Upper or lower jaw
Focal spot kecil ( 0.10 – 0.15 mm )
Penggunaan arus 0.5 – 1.0 mA
kV : 40 – 80 kV
Memakai kurva kaset
Diistilahkan sebagai pemeriksaan Panografi

Sumber sinar extra oral
( Rotational Panoramic Radiography )

Hystory :
dr. H. Numata (1934)
Film diletakkan didalam mulut ( upper or lower jaw )
Digunakan pesawat yang memutari rahang pasien
Exposi selama pesawat bergerak
Berkas sinar keluar melalui celah sempit

dr. Patero (1948)
menggunakan prinsip yang sama dengan Numata, hanya saja pasien yang bergerak, sumber sinar tetap
Film menggunakan IS, karena tahun 1946 speed film yang ada relatif slow film
Untuk pemeriksan rahang atas atau rahang bawah
Nama : Parabolografi

Tahun 1949 : Patero
melakukan penelitian terhadap pemeriksaan parabolografi tetapi dengan menggunakan film extra oral
Pada metode ini film-kaset dan pasien diatur dalam kecepatan yang sama, sumber radiasi tetap
Pada teknik ini memungkinkan rahang yang melengkung dapat dilihat secara datar/lurus seperti pada panoramic
Dinamakan teknik Pantomografi;
Panoramic : pandangan yang tak terhalang dari semua arah
Tomografi : teknik x-ray untuk membuat radiograf pada kedalaman tertentu, tanpa adanya intervensi jaringan diatas maupun dibawahnya

Watson & Son Lth. Berkolaborasi dengan Dr. Blackman
mengkomersilkan pantomograph, yang diberi nama Rotograph; yaitu rotary radiograf dengan cara merotasikan pasien dan kurva film secara simultan dengan arah yang berlawanan, sementara sumber radiasi tetap.
Pada pesawat ini hanya bagian yang mempunyai jarak yang tetap dari film yang dapat digambarkan secara baik

Panorec I
pada sistem ini tabung sinar-X dan film hoder berotasi secara berlawanan, kepala pasien / obyek tetap
Ada 2 kolimator slit (celah sempit)
a. satu antara tube head dan pasien
b. satu antara pasien dan kaset
Film yang digunakan jenisnya flat
Ada 2 kali rotasi; setelah salah satu sisi dari rahang difoto, mesin berhenti. Pasien secara manual diposisikan lagi pada sisi yang lain, eksposi dilanjutkan.
Karena mesin sempat berhensti sebentar, maka pada gambarnya ada bagian putih pada tengah film (gambar tidak tersambung secara sempurna)

Panorec II
Gambar sudah tersambung
Pasien diam, tabung x-ray & film-kaset rotai mengelilingi kepala pasien
Kaset-fim berotasi pada sumbunya dibelakang celah sempit antara pasien dan kaset-film.

Film Panoramic dan IS
Film panoramic mempunyai emuli photosensitive dan menggunakan kaset yang dilengkapi IS.
IS digunakan karena dapat menurunkan dosis radiasi yang diterima pasien dan dapat menghasilkan kualitas radiograf yang baik.
Bila film panomaramic menggunakan NSF / direct exposure maka dosis pasien lebih banyak
Ukuran film panoramic 5 x 12 inchi (12.5 x 30 cm) atau 6 x 12 inchi (15 x 30 cm)
Double emulsi, kecuali film yang terbungkus sendiri
Rare earth screen-film; dimana exposure yang dibutuhkan lebih kecil tnpa harus kehilangan detail bayangan
Setiap kaset dilengkapi sepasang IS.


Persiapan Pasien
Lepaskan bahan kaca dan metalik pada bagian kepala dan leher
slayer, kalung
tindik hidung, anting
kaca mata
barang-barang lain yang dapat diproyeksi kan pada gambar, seperti : alat bantu dengar, penjepit rambut, permen karet, dll)
Gigi palsu (seluruh atau sebagian)
Jaket atau sweater dilepas
disarankan pasien menggunkaan apron selama pemeriksaan




Posisi Pasien Yang Tepat

Suruh Pasien duduk atau berdiri dengan punggung tegak
Jelaskan kepada pasien bagaiman jalannya pemeriksaan (rotasi pesawat, dll)
Kepala pasien diatur sedemikian rupa sehingga garis ala-tragus 5° dari sumbu horisontal
Atur MSP kepala pasien tegak lurus
Masukkan bite blok antara gigi seri rahang atas dan bawah
Suruh pasien meletakkan dagu di tempat dagu.
Suruh pasien mengatupkan bibir, dan letakkan lidahnya berlawanan dengan atap mulut
Lihat profile index, jika angka pada kepala tidak sesuai dengan yang terbaca pada bite blok holder, maka bayangan gigi akan kabur dan tampak lebih horisontal.


Kesalahan yang Sering Terjadi Pada Teknik Panoramic

Hanya sekitar 20% radiograf panoramic yang bebas error, 80% kesalahan disebabkan karena positioning, 20 % karena hal teknis.

Error pada Eksposi Film dan Processing
Gambar pada panoramic dapat terlihat terang (low density), gelap (high density), kabur atau hanya separo bayangan yang terlihat.

Low Density, sebab:
kVp dan / atau mA tidak diset cukup tinggi
Pemilihan kVp dan mA tergantung pada :
a.ukuran dan bentuk kepala
b.ketebalan soft tisuue pada wajah dan leher
c.struktur tubuh
d.ada tidaknya gigi
e.sinar-X arahnya tidak tepat pada celah di holder kaset
f.kombinasi screen-film yang tidak tepat
g.larutan developer yang lemah
h.waktu developer yang tidak cukup
i.suhu developer terlalu rendah

High Density, sebab :
a.kVp dan / atau mA terlalu tinggi
b.kombinasi screen-film yang tidak tepat (biasanya screen-film fast tidak disesuaikan dengan pemilihan kVp dan/atau mA.
c.Developer terlalu kuat
d.Waktu pembangkitan yang lama (pada manual processing)
e.Suhu developer terlalu panas
Over-expose film masih dapat digunakan untuk diagnostik jika dilihat dengan viewing / light case yang mempunya intenstitas cahaya yang tinggi.



Fog : unexpose silver halide terbangkitkan; menyebabkan kontras rendah
Penyebab:
a.Penyimpanan film yang tidak baik:
b.penyimpanan film dan unloading kaset pada daerah yang mempunyai temperatur dan kelembaban yang tinggi
c.penyimpanan expose dan unprocess film dekat tanki developer yang tidak ditutup
penyimpanan film didekat sumber radiasi
d.penggunaan film yang expire date
e.kesalahan penggunaan larutan pencucian (contoh penggunaan replenisher pada manual developer digunakan untuk otomatic)
f.Terkena cahaya yang tak terduga
Masuknya cahaya karena kebocoran kaset
safe light yang tidak aman (daya lampu tidak sesuai, filter yang tidak sesuai, terlalu dekat jarak safe light dan film, terlalu lama dibawah safe light)
merokok di kamar gelap
film terbakar sebagian
g.Kombinasi film-screen yang tidak pas, khususnya jika menggunakan high-speed film
h.Larutan developer yang sudah lama atau terkontaminasi
i.Waktu dan suhu developer yang berlebihan

Kaset diletakkan terbalik
Hanya sebagian film yang terekspose
Biasanya disebabkan karena pemasukan film yang tidak sampai ujung paa flexible cassette, tidak memposisikan kaset-film pada posisi start awal, peletakan kaset yang tidak tepat pada tempatnya.
Garis putih vertikan pada radiograf
Terjadi pada mesin / pesawat yang tidak mempunyai switch otomatis, dimana eksposure akan berhenti meskipun tombol switch dilepas meski hanya sebentar. Pada pesawat panoramic terbaru, ekposi tidak dapat dimulai sebelum mesin kembali pada posisi awal.
Adanya garis vertikal hitam dan putih secara selang seling
Pergerakan kaset holder yang tidak beraturan, khususnya pada awal rotasi.
Artefak yang acak pada film
Cek screen didalam kaset dari kontaminasi (kertas, bulu, debu, paper klip dan sebagainya) yang akan menyebabkan gangguan cahaya sampai kefilm, sehingga mengakibatkan pada area atau daerah tersebut kekurangan density
Masalah processing
Corengan/streak (densitas yang tidak seimbang), disebabkan karena:
developer dan fixer replem\nisher rendah
roll pada atomatik prosessing
air pencucian yang kotor
bahan kimia
Tanda / marks pada permukaan film
Kepucatan / kelunturan film, disebabkan :
adanya larutan fixer didalam developer
processing yang telalu cepat
fixer yang lelah

http://dadang-saksono.blogspot.com/2010/08/panoramic.html
Read More ->>

Biografi Wilhelm Conrad Rontgen

 WILHELM CONRAD RONTGEN


Wilhelm Conrad Rontgen lahir 27 Maret 1845 di Lennep Jerman anak seorang pedagang pakaian. Pada usia 3 tahun, keluarganya pindah ke Apeldoorn Belanda. Ia kemudian masuk ke Institut Martinus Herman Van Doorn. Ia awalnya tidak memperlihatkan bakat khusus tetapi sangat menyukai alam dan gemar bertualang di tempat terbuka. Prestasinya juga tergolong biasa-biasa saja dan tak seorangpun menduga ia menjadi ahli fisika dan mencatatkan namanya dalam sejarah dunia sebagai tokoh yang menemukan sinar X (Sinar Rontgen) yang hingga kini makin luas dipergunakan dalam dunia kedokteran. Ia kemudian mendapatkan nobel bidang Fisika pertama tahun 1901.
Rontgen belajar Fisika Universitas Utrecht tahun 1865. Ia kemudian masuk dalam jurusan Rekayasa Mekanik di Politeknik Zurich Swiss dan bekerja di laboratorium Kundt di bawah bimbingan dosennya-Clausius. Rontgen memperoleh gelar Ph.d tahun 1869, kemudian terbang ke Prancis mengajar di Univesitas Strasbourg sebagai guru besar bidang Fisika. Tak lama kemudian ia pindah ke Jerman tahun 1900 menjadi ketua jurusan Fisika Universitas Munich atas permintaan khusus pemerintah Provinsi Bavaria.
Karya pertamanya dipublikasikan tahun 1870 tentang “panas gas yang spesifik”, kemudian disusul karya tulis tentang “konsuksi panas kristal. Tahun 1895 ia mempelajari fenomena yang melintasi lintasan arus listrik melalui gas yang bertekanan snagat rendah. Penelitian ini menginspirasi pada penemuan jenis sinar X. Ia menemukan obyek-obyek dengan ketebalan berbeda yang ditempatkan pada cahaya memperlihatkan transparansi berbeda-beda ketika direkam dengan plat fotografi. Ketika dia mendiamkan sebentar tangan istrinya di garis edar cahaya di atas plat topografi, dia melihat gambar tangan istrinya ketika plat itu di cetak. Gambar bayangan tulang dan cincin yang dikenakan istrinya terlihat dalam gambar rontgen pertama. Dalam percobaan selanjutnya, ia melihat bahwa cahaya baru ini dihasilkan oleh sinar kode yang disorotkan pada obyek material. Karena sifatnya tidak diketahui ia memberinya nama sinar X. Baru di kemudian hari, Max van Laue memperlihatkan sinar X memiliki sifat yang elektromagnetik yang sama dengan sinar lain namun memiliki tinggi frekuensi getar yang berbeda.

Atas penemuannya ini Rontgen mendapat penghargaan luar biasa dari dunia. Jalan-jalan di beberapa kota besar di Eropa di namai sesuai namanya, Ia juga mendapat berbagai hadiah, gelar kehormatan, gelar Dr honoriscausa dari beberapa universitas ternama dunia. Namun kehidupan, gaya dan sikapnya tetaplah sederhana. Ia terkenal orang yang rama, sopan santun, dan tidak segan memberikan bantuan kepada orang lain. Ia juga lebih senang bekerja sendirian dan tidak mengangkat asisten. Rontgen menikah dengan Anna Bertha Ludwig keponakan seorang penyair Otto Ludwig tahun 1872 di Apeldroorn Belanda. Ia meninggal 10 Februari 1923 karena kanker usus 4 tahun setelah istrinya meninggal lebih dulu.

http://biografiteladan.blogspot.com/2011/05/biografi-wilhelm-conrad-rontgen.html
Read More ->>

SEJARAH DIBALIK SINAR- X

Sejarah ditemukan SINAR-X


Sinar-X ditemukan secara tidak sengaja oleh Wilhelm Roentgen pada tahun 1895, ketika dia melihat pijar pada selembar kertas flouresensi yang disebabkan oleh radiasi misterius yang datang dari tabung sinar katode. Karena radiasi yang masih misterius ini, Roentgen menyebutnya sebagai sinar-X.

Tegangan listrik beberapa kilovolt digunakan untuk melepaskan elektron dari katoda. Elektron terlepas dari katode dan bergerak ke arah anode. Pada anode dipasang sebuah logam target. Ketika elektron-elektron menumbuk target, elektron-elektron tersebut berinteraksi dengan elektron-elektron dalam atom target sehingga geraknya diperlambat. Hal ini menyebabkan elektron kehilangan energi dalam bentuk radiasi sinar-X yang memiliki frekuensi tinggi.

Beberapa sifat sinar-X antara lain adalah sebagai berikut, yaitu:

1. Merambat menurut garis lurus

2. Tidak terlihat oleh mata

3. Dapat menembus benda-benda tertentu, misalnya kayu sampai beberapa cm

4. Tidak dibelokkan oleh medan magnet dan medan listrik

5. Menghitamkan film

6. Dapat melepaskan elektron-elektron dari logam yang ditumbuk

Manfaat Sinar-X

Sinar-X banyak dimanfaatkan dalam bidang kedokteran, bidang industri, kriminologi (deteksi), dan penelitian. Dalam bidang kedokteran, sinar-X digunakan untuk melihat bagian dalam tubuh seseorang, khususnya untuk melihat kondisi tulang-tulang dalam tubuh. Sinar-X mampu menembus tubuh manusia, tetapi tidak dapat menembus tulang yang keras. Akibatnya, jika di belakang tubuh manusia yang dikenai sinar-X dipasang pelat film, akan tampak bayangan dari tulang dalm tubuh. Jika terjadi suatu keretakan, dari pelat film yang dihasilkan dapat dengan jelas diketahui bagian mana dari tulang tersebut yang retak. Metode deteksi cacat tulang ini disebut radiografi.

Selain digunakan untuk mendeteksi bagian tubuh yang cedera, sinar-X juga digunakan untuk penyembuhan. Sinar-X yang memiliki frekuensi tinggi berarti memiliki energi yang tinggi, sehingga bisa menghancurkan berbagai benda, misalnya tumor dan kanker dalam tubuh manusia. Metode penyembuhan ini disebut radioterapi.

Dalam bidang industri, sinar-X digunakan untuk mendeteksi  isi koper penumpang pesawat terbang, dan menguji keaslian dokumen dan lukisan. Dalam bidang penelitian, sinar-X digunakan untuk mempelajari struktur kristal zat.

Selain bermanfaat, sinar-X juga bisa berbahaya. Jika intensitas sinar-X yang diterima oleh tubuh kita melebihi batas normal yang diijinkan, sinar-X dapat merusak sel-sel tubuh yang sehat, sehingga justru bisa mengganggu fungsi sel yang sehat. Sinar-X dalam dosis yang berlebihan justru dapat menyebabkan terjadinya kanker.

http://ilmufajar.com/index.php/sejarah-ditemukan-sinar-x/
Read More ->>

RADIOLOGI


Pengertian Radiologi

 
Radiologi adalah suatu ilmu tentang penggunaan sumber sinar pengion dan bukan pengion, gelombang suara dan magnet untuk imaging diagnostik dan terapi.
Dari pengertian itu, bidang-bidang yang termasuk dalam radiologi adalah 1) Radiodiagnostik, yaitu cabang ilmu radiologi yang memanfaatkan sinar pengion ( Sinar X ) untuk membantu diagnosa dalam bentuk foto yang bisa di dokumentasikan. 2) Radioterapi, adalah salah satu regimen terapi untuk penyakit terutama keganasan ( kanker ) dengan menggunakan sinar pengion/radioaktif. 3) Kedokteran Nuklir, yaitu bidang kedokteran yang memanfaatkan materi radioaktif ( radioisotop ) untuk menegakkan diagnosis dan mengobati penderita serta mempelajari penyakit manusia. Bisa juga untuk pemeriksaan dinamika organ misalnya pemeriksaan fungsi jantung dan ginjal. 4) Ultrasonografi, adalah penggunaan gelombang suara frekuensi sangat tinggi / ultrasonik ( 3,5 – 5 MHz ) untuk membantu diagnosis. Ultrasound adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz. Yang di gunakan dalam bidang kedokteran antara 1 – 10 MHz. 5) MRI ( Magnetic Resonance Imaging ), adalah teknik diagnosa yang memanfaatkan medan magnet dan gelombang frekuensi radio. Pemeriksaan ini tidak menimbulkan bahaya radiasi, hanya ada beberapa pasien dengan kondisi tertentu tidak di perkenankan memanfaatkan aplikasi ini. Keunggulan lain dari MRI adalah dapat di peroleh hasil gambar berupa penampang dari berbagai arah.

Nah bagi anda yang ingin mencoba atau tengah bimbang karena saran dokter untuk memanfaatkan salah satu bidang radiologi di atas demi mengetahui kelainan yang Anda rasakan, bertanyalah secara jelas dan detail setiap bentuk pemeriksaan yang akan di lakukan. Ini penting karena setiap bentuk pemeriksaan, baik yang menggunakan radiasi pengion, gelombang suara maupun magnet, memiliki persiapan, prosedur, metode dan mungkin juga efek samping bagi tubuh. Bertanyalah pada dokter Anda, atau minimal pekerja pada bidang radiologi.

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/radiology/2173571-pengertian-radiologi/#ixzz2VLj598Im
Read More ->>

X-RAY ( SINAR X )


TENTANG SINAR X



Sinar X, pengertian dan manfaatnya, pada ksempatan kali saya akan berbagi artikel mengenai definisi pengertian Sinar X. Sinar X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio, panas, cahaya sinar ultraviolet, tetapi mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek sehingga dapat menembus benda-benda x-ray foto. Sinar-X juga adalah salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100 picometer (mirip dengan frekuensi dalam jangka 30 PHz to 60 EHz). Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medikal dan Kristalografi sinar-X. Sinar-X adalah bentuk dari radiasi ion dan dapat berbahaya.

Minat yang besar untuk mendalami penelitian sinar katoda mendorong Roentgen mempersiapkan fasilitas untuk penelitian tersebut. Dalam suatu laboratorium yang luas, Roentgen memasang sebuah kumparan Ruhmkorff yang dilengkapi interuptor sehingga dapat membangkitkan bunga api listrik sepanjang 10-15 cm. Roentgen juga melengkapi peralatannya dengan tabung Hittorf-Crookes (tabung pelucutan), beberapa tabung Lenard, dan sebuah tabung yang baru diterima dari Muller-Unkel. Peralatan lain berupa pompa vakum Rap untuk menghampakan tabung-tabung tersebut.


Sinar-X diamati pertama kali oleh Roentgen pada 8 Nopember 1895, pada saat ia sedang bekerja dengan tabung Crookes di laboratoriumnya di Universitas Wurzburg. Dia mengamati nyala hijau pada tabung yang sebelumnya menarik perhatian Crookes. Roentgen selanjutnya mencoba menutup tabung itu dengan kertas hitam agar tidak ada cahaya tampak yang dapat lewat. Namun, ternyata masih sinar tidak tampak yang lewat.

Saat Roentgen menyalakan sumber listrik tabung untuk penelitian sinar katoda, ia mendapatkan ada sejenis cahaya berpendar pada layar yang terbuat dari barium platinosianida. Jika sumber listrik dipadamkan maka cahaya pendar pun hilang. Roentgen segera menyadari bahwa sejenis sinar yang tidak kelihatan telah muncul dari dalam tabung sinar katoda. Karena sebelumnya tidak pernah dikenal maka sinar ini diberi nama sinar-X. Untuk menghargai jasanya, sinar itu dinamakan juga sinar Roentgen.

Nyala hijau yang terlihat oleh Crookes dan Roentgen ternyata merupakan gelombang cahaya yang dipancarkan oleh dinding kaca tabung sewaktu elektron menabrak dinding itu. Pada saat yang bersamaan, elektron itu merangsang atom pada kaca untuk mengeluarkan gelombang elektromagnetik yang panjang gelombangnya sangat pendek, dalam bentuk sinar-X. Sejak saat itu, para ahli fisika mengetahui bahwa sinar-X dapat dihasilkan bila elektron dengan kecepatan yang sangat tinggi menabrak atom.

Tergiur oleh penemuannya yang tidak sengaja itu, Roentgen menyisihkan penyelidikan-penyelidikan lain dan memusatkan perhatiannya pada penyelidikan sinar-X. Dalam mempelajari sinar yang baru ditemukannya itu, Roentgen mendapatkan bahwa jika bahan yang tidak tembus oleh cahaya ditempatkan di antara tabung dan layar pendar, maka intensitas perpendaran pada layar itu berkurang, namun tidak hilang sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa sinar itu dapat menerobos bahan yang tidak tembus oleh cahaya biasa (cahaya tampak). Di samping itu, Roentgen juga bisa melihat bayangan tulang tangannya pada layar yang berpendar dengan cara menempatkan tangannya di antara tabung sinar katoda dan layar. Ia juga menemukan sinar-X dapat memendarkan berbagai senyawa kimia lain seperti senyawa calsium, kaca uranium, kalsit, serta batu garam. Hal lain yang dibuktikannya adalah sinar-X bukan partikel bermuatan karena berjalan melintasi garis lurus, tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.

Sifat-sifat sinar X :

Mempunyai daya tembus yang tinggi Sinar X dapat menembus bahan dengan daya tembus yang sangat besar, dan digunakan dalam proses radiografi.

Mempunyai panjang gelombang yang pendek Yaitu : 1/10.000 panjang gelombang yang kelihatan

Mempunyai efek fotografi. Sinar X dapat menghitamkan emulsi film setelah diproses di kamar gelap.

Mempunyai sifat berionisasi.Efek primer sinar X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan menimbulkan ionisasi partikel-partikel bahan zat tersebut.

Mempunyai efek biologi. Sinar X akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan. Efek biologi ini digunakan dalam pengobatan radioterapi.

Proses terjadinya Sinar-X

Di dalam tabung roentgen ada katoda dan anoda dan bila katoda (filament) dipanaskan lebih dari 20.000 derajat C sampai menyala dengan mengantarkan listrik dari transformator,

Karena panas maka electron-electron dari katoda (filament) terlepas,

Dengan memberikan tegangan tinggi maka electron-elektron dipercepat gerakannya menuju anoda (target),

Elektron-elektron mendadak dihentikan pada anoda (target) sehingga terbentuk panas (99%) dan sinar X (1%),

Sinar X akan keluar dan diarahkan dari tabung melelui jendela yang disebut diafragma,

Panas yang ditimbulkan ditiadakan oleh radiator pendingin.

Manfaat atau Kegunaan Sinar X

Dalam ilmu kedokteran, sinar x dapat digunakan untuk melihat kondisi tulang, gigi serta organ tubuh yang lain tanpa melakukun pembedahan langsung pada tubuh pasien. Biasanya, masyarakat awam menyebutnya dengan sebutan ‘’Foto Rontgen’’. Selain bermanfaat, sinar x mempunyai efek/dampak yang sangat berbahaya bagi tubuh kita yaitu apabila di gunakan secara berlebihan maka akan dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya, misalnya kanker. Oleh sebab itu para dokter tidak menganjurkan terlalu sering memakai foto rontgen secara berlebihan.

Sinar-X lembut digunakan untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai radiograf. Sinar-X boleh menembusi badan manusia tetapi diserap oleh bahagian yang lebih tumpat seperti tulang. Gambar foto sinar-X digunakan untuk mengesan kecacatan tulang, mengesan tulang yang patah dan menyiasat keadaan organ-organ dalam badan. Sinar-X keras digunakan untuk memusnahkan sel-sel kanser. Kaedah ini dikenal sebagai radioterapi. Dalam bidang perindustrian, sinar-X boleh digunakan untuk  mengesan kecacatan dalam struktur binaan atau bahagian-bahagian dalam mesin dan enjin; menyiasat rekahan dalam paip logam, dinding konkrit dan dandang tekanan tinggi; memeriksa retakan dalam struktur plastik dan getah.

Dalam Bidang Penyelidikan  Sinar-X digunakan untuk menyelidik struktur hablur dan jarak pemisahan antara atom-atom dalam suatu bahan hablur. Sinar-X digunakan untuk mengesahkan sama ada suatu lukisan atau objek seni purba itu benar atau tiruan. Di lapangan kapal terbang, sinar-X lembut digunakan untuk memeriksa barang-barang dan beg penumpang.

Demikianlah artikel mengenai Sinar X Pengetian Dan manfaatnya. Semoga artikel ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita semua.[ps]


http://www.pustakasekolah.com/sinar-x.html
Read More ->>

DARK ROOM ( Kamar Gelap )

KAMAR GELAP

Processing Room atau Kamar Gelap dalam Radiologi
Dalam suatu proses radiografi processing room atau kamar gelap merupakan salah satu pendukung yang penting dalam menunjang keberhasilan suatu proses pemotretan . Hal ini disebabkan karena processing room kita dapat mengubah film dari bayangan laten kedalam bayangan tampak

Processing room disebut juga final proses akhir karena processing room merupakan rangkaian yang terakhir dalam suatu proses radiografi .

Pengertian Processing Room atau Kamar Gelap adalah suatu area atau tempat dilakukan pengolahan film sebelum dan sesudah di expose ( dari bayangan laten menjadi bayangan tetap ).

Fungsi processing room,antara lain :

· Mengisi/mengosongkan kaset
· Memasukkan film kedalam processing automatic
· Perawatan dan pemeliharaan processing automatis
· Penyimpanan film yang belum di expose
· Prosedur duplikasi atau substraksi
· Silver recovery

Jenis-Jenis Processing

a. Automatic processing
Dalam processing automatic hampir sama dengan processing manual hanya perbedaannya pada prosesnya tidak mengalami proses rinsing ( pembilasan ), menggunakan tenaga mesin .

b. Manual processing
Dengan menggunakan tenaga manusia yang melalui beberapa proses yaitu : Developer ( pembangkitan ) ; Rinsing ( pembilasan ) ; Fixing ( penetapan ) ; Washing ( pencucian ) ; dan Drying ( pengeringan ).

Desain dan Kontruksi Processing Room atau Kamar Gelap

a. Lokasi
b. Mudah diakses jika dibutuhkan
c. Terlindungi dari sinar langsung tau sinar hambur
d. Bersebelahan dengan ruang pemeriksaan dan dihubungkan dengan kaset heatch

Interior Processing Room atau Kamar Gelap

1. Bagian basah ( wet side ) , contoh : tangki prosessing
2. Bagian kering ( dry side ) , contoh : meja,film box, dll .

Ukuran Processing Room atau Kamar Gelap

Automatic prosessing : Sebaiknya bujur sangkar ; Luas : 7 m2, Tinggi : 3 m
Manual prosessing : Sebaiknya memanjang ; Luas : 10 m2, Tinggi : 3 m
10 m2 (memanjang) dengan maksud memudahkan pengaturan bahan-bahan dalam kamar gelap .

Spesifikasi Ruangan dan Kondisi Processing Room atau Kamar Gelap

Lantai

1. Syaratnya :
v Tidak mudah rapuh dan keropos serta tahan terhadap cairan prosessing
v Tidak licin dan mudah dibersihkan
v Dapat menyerap cairan kimia
v Berwarna cerah

2. Bahan
v Bitumen ( turunan aspal )
v Keramik, porselin

Dinding

Syarat-syaratnya :
· Harus terjamin proteksi radiasi
· Warna cerah : seperti , merah jambu , kream dll
· Mudah dibersihkan
· Dari bahan water proof / Porselin
· Tahan terhadap korosi

Syarat ketebalan :
· Barium plaster 25cm campuran Ba2SO4 dengan semen
· Batu bata yang ekuivalen dengan 2 mm Pb tebalnya 25cm disusun miring
· Kombinasi antara batu bata dengan ½ bata yang dilapisi Barium plester setebal 1 ½ cm
· Dari beton yang tebalnya 15 cm
· Balok dengan batang carbon : 25 cm
· Papan biasa dilapisi dengan 2mm Pb

Langit-langit
1. Tinggi kurang lebih 2,7-3 m
2. Bahan cat yang tidak mudah terkelupas / cat minyak

Ventilasi

1. Berfungsi sebagai pertukaran udara dalam kamar gelap . Dan menjaga kestabilan dari cairan –cairan prosesing .
2. Diatur agar udara berotasi 6-10 kali/jam
3. Suhu dalam ruangan180-220C
4. Kelembaban 40 % - 60 %
5. Ventilasi dibuat diatas loteng dengan bentuk cerobong asap atau bisa menggunakan AC, kipas angin dll .

Pintu Masuk Kamar gelap :

Persyaratannya :
· Kedap cahaya
· Personil mudah masuk tanpa mengganggu jalannya processing
· Harus memenuhi syarat processing
· Dapat mengatur ventilasi

Macam-macam pintu :

Sistem 1 pintu
· Lebih murah
· Menghemat ruangan (ekonomis)
· Memiliki pengunci otomatis yang dihubungkan dengan sistem pencahayaan sehingga ketika ruangan gelap, processing film, pintu terkunci .
· Pintu tidak tembus cahaya

Sistem 2 pintu
- Menghemat tempat
- Kunci otomatis
- Tiap pintu harus kokoh dan ditempatkan dengan baik untuk mencegah cahaya masuk ketika ditutup

Sistem pintu zig-zag
- Tidak memakan tempat
- Efisien dari segala hal
- Praktis

Sistem dinding penyekat ( Labirin )

Terdiri dari 2 lorong parallel perlu ruangan yang lebih luas dari sistem yang lain . Labirin akan terlihat lebih efektif bila :
- Permukaan tembok kasar dan dicat hitam
- Panjang tiap lorong min 3 m
- Lebar lorong tidak lebih dari 0,7 m

Keuntungan :
· Mudah dan cepat untuk melalui setiap waktu
· Ventilasi processing room yang terus menerus

Sistem berputar

Menggunakan metal yang berbentuk silinder dengan bagian terbuka pada sisi untuk masuk . Untuk dapat masuk ke dalam processing room, perlu melangkah ke silinder dan dirotasikan secara manual sampai tiba diprocesing room . Keuntungannya : hemat waktu .

Penerangan dalam Processing Room

Penerangan Umum / General illumination :
v Lampu pijar
v Lampu neon

Penerangan Khusus / Special Illumination :
- Safe light : Sebagai pengontrol processing film
v Type langsung : Cahaya saft light langsung mengenai area bekerja.
Ditempatkan min 1,2 m dari permukaan tempat bekerja, merupakan type paling baik untuk loading dan unloading casset .
v Type tidak langsung : Merupakan penerangan umum . Safe light diarahkan ke eternity sehingga yang digunakan adalah cahaya refleksi . Ditempatkan 2,1 m dari lantai .

Warna safe light :
· Hijau, merah, coklat : untuk film monocromatik . X-Ray film
· Merah : untuk jenis orthokromatik . X-Ray dan flomografi
· Tanpa safe light : untuk film pankromatik . Kebanyakan film fotografi dengan sebagian dari film filografi

Vising box : untuk mengecek hasil film processing

Lampu Indikator : yang dipasang didepan pintu kamar gelap .

Sarana dan prasarana yang harus terdapat pada kamar gelap

a. Meja kering : rak kaset, film hopper dan aksesoris lainnya .
b. Meja basah : tangki processing
c. Label printer ( pencetak indentifikasi pasien )
d. Cassette Hatch , alat bantu transport kaset yang dipasang pada pembatas kamar gelap dan kamar pemeriksaan
e. Film Hopper , tempat penyimpanan film yang belum terkena exspose
f. Cupboard, tempat penyimpanan film dalam jumlah kecil untuk mengganti apabila persediaan film pada hopper habis, letaknya didalam loading bench
g. Penerangan
h. Hanger film
i. Tower dispenser untuk mengeringkan tangan
j. Termometer
k. Timer
l. Manual processing
m. Automatic procesing


Sirkulasi Air

Sirkulasi air dialam kamar gelap harus selalu mengalir supaya kebersihan air dalam kamar gelap terus terjaga kebersihannya dan pada film tidak menimbulkan artefak . Tujuan sirkulasi air adalah untuk membersihkan film dari sisa-sisa developer dan fixer, dengan demikian cairan yang terbawa air akan mengalir serta mendukung kualitas gambar yang baik .

Transpor Film

Fungsinya untuk transportasi film dari kamar gelap ke ruang pemeriksaan atau sebaliknya, sehingga membutuhkan peralatan seperti :

Transfor film :
1. Cassette hatch terdiri dari 2 kotak , yaitu :
· Expose dan unexposed
Syaratnya :
· Tidak tembus radiasi
· Tidak ada bocoran sinar
· Bersifat interlock

2. Ban berjalan
Syaratnya :
· Tidak bersebelahan dengan ruang pemeriksaan
· Ada proteksi radiasi untukmelindungi cassette

Perawatan Processing Room atau Kamar Gelap

- Membersihkan screen debgan alcohol atau air sabun
- Membersihkan tangki processing / sirkulasi air
- Mengetes safe light
- Membersihkan kamar gelap
- Menjaga agar tidak ada cahaya yang dapat menembus kamar gelap
- Memperhatikan temperatur dan kelembaban udara
- Disiplin dalam bekerja

Penutup

Melihat susunan dari processing room maka processing room berperan sangat penting dalam menunjang tingkat keberhasilan dari proses pemotretan radiografi . Dalam hal ini dibutuhkan kecermatan , ketelitian dalam mendesain konstruksi kamar gelap .

sumber : http://cafe-radiologi.blogspot.com/2010/10/processing-room-kamar-gelap.html
Read More ->>

AUTOMATIC PROCESSING

 Automatic processing

           
               Pengolahan film secara otomatis dengan menggunakan mesin pengolahan film untuk melakukan pekerjaan pengolahan film yang tadinya dikerjakan oleh manusia.
               Alasan digunakan automatic processing
1.     Pengolahan film bisa dilakukan dengan cepat , paling lama 120 detik dan paling cepat 90 detik
2.     Pekerjaan dilakukan lebih praktis dan bersih
3.     Pengolahan film mempunyai waktu yang standar
4.     Kamar gelap yang digunakan relatif kecil
5.     Serta biaya yang digunakan lebih terjangkau
              Tahapan pengolahan film melalui automatic processing hampir sama
dengan pengolahan film secara manual, pada automatic processing tidak ada tahapan rinsing seperti pada processing manual karena telah digantikan oleh roller.
·        Tahapan pengolahan film secara automatic :
                           Developer,fixer,washing,drying.
·        Sistem transportasi film
1.)  Feeding system / sistem masuk film
-         Microswicth,cara kerjanya film dimasukkan melewati feed tray kemudian akan menekan roller keatas kemudian tekanan ini akan mengaktifkan microswicth, apabila microswicth telah aktif maka semua mekanik dari mesin processing akan bergerak.
-         Infra red cara kerjanya film dimasukkan melewati feed tray akan memutus hubungan infra red , maka semua mekanik dari semua mesin processing akan bekerja.


http://carabudidayamodern.blogspot.com
Read More ->>

MANUAL PROCESSING

Manual Processing        
Adalah dengan menggunakan tenaga manusia yang melalui beberapa proses yaitu : Developer ( pembangkitan ) ; Rinsing ( pembilasan ) ; Fixing ( penetapan ) ; Washing ( pencucian ) ; dan Drying ( pengeringan ).

1.     DEVELOPER

          Developing Agent ( Reducing Agent )


       Bahan yang digunakan sodium hidrosulfit, hidrogen peroksida,formal dehid dan vit.C.Berfungsi sebagai reducing agent,memroduksi perak bromida menjadi perak metalik.Bersifat basa lemah dan ph 11,5.Zat yang digunakan pada developer yaitu methol dan hidroquinon.

       Accelarator


        Berfungsiununtuk mempercepat proses pembangkitan.Cara kerja mengembangkan emulsi film sehingga mudah ditembus oleh developing agent.

        Restreiner


         Berfungsi untuk menahan reduksi yang berlebihan terutama pada kristal AgBr pada film yang tidak terekspos.

          Presorvatif

          Untuk menangkal pengaruh oksigen.

          Solvent Berfungsi sebagai pelarut

Faktor-faktor penting dalam penggunaan developer
1.     Suhu / temperatur
2.     Agitasi yaitu proses / gerakan menggoyangkan film selam proses pembangkitan
3.     Keadaan developer


2.     RINSING ( PEMBILASAN )
 
  Pada tahap rinsing / pembilasan digunakan air dengan ph netral yaitu ph 7 untuk menghilangkan cairan developer yang masih menempel pada film yang bersifat basa dan masuk pada tahap selanjutnya pada ph asam.




3.     FIXING ( PENETAPAN )

      Mempunyai tujuan :

      Menghentikan proses pembamgkitan sehingga tidak ada lagi perubahan bayangan pada film

      Untuk melarutkan perak bromida yang tidak terkena eksposi sehingga pada bagian yang tidak terkena eksposi akan tampak bening

     Menyamak emulsi AgBr agar tidak menjadi rusak


Komposisi dari fixer :

  1.    Fixing agent yaitu untuk melarutkan  perak bromida yang tidak terkena eksposi.Bahan dari fixer sodium theosuphate dan amonium theosulphate
  2.      Asam ( acid ) Yaitu untuk menghentikan aksi dari developer secara cepat / merata     Stabiliser ( presorvatif )
  3.    Buffer
  4.  Hardener




4.     WASHING
 Bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan yang diperoleh selama penetapan dengan suhu 250C.Waktu standar proses washing 10 menit.


5.     DRY
Temperatur yang digunakan 400C - 500C dengan kelembapan yang rendah.

http://carabudidayamodern.blogspot.com

Read More ->>

DR ( Digital Radiography )

PENJELASAN TENTANG DR ( DIGITAL RADIOGRAPHY )


Digital radiografi adalah sebuah bentuk pencitraan sinar_X, dimana sensor-sensor sinar-X digital digunakan menggatikan film fotografi konvensional. Dan processing kimiawi digantikan dengan sistem komputer yang terhubung dengan monitor atau laser printer.

1. Komponen Digital Radiography

Sebuah sistem digital radiographi terdiri dari 4 komponen utama, yaitu X-ray source, detektor, Analog-Digital Converter, Computer, dan Output Device.

a. X-ray Source

Sumber yang digunakan untuk menghasilkan X-ray pada DR sama dengan sumber X-ray pada Coventional Radiography. Oleh karena itu, untuk merubah radiografi konvensional menjadi DR tidak perlu mengganti pesawat X-ray.

b. Image Receptor

Detektor berfungsi sebagai Image Receptor yang menggantikan keberadaan kaset dan film. Ada dua tipe alat penangkap gambar digital, yaitu Flat Panel Detectors (FPDs) dan High Density Line Scan Solid State Detectors.

1) Flat Panel Detectors (FPDs)

FPDs adalah jenis detektor yang dirangkai menjadi sebuah panel tipis. Berdasarkan bahannya, FPDs dibedakan menjadi dua, yaitu

a) Amorphous Silicon

Amorphous Silicon (a-Si) tergolong teknologi penangkap gambar tidak langsung karena sinar-X diubah menjadi cahaya. Dengan detektor-detektor a-Si, sebuah sintilator pada lapisan terluar detektor (yang terbuat dari Cesium Iodida atau Gadolinium Oksisulfat), mengubah sinar-X menjadi cahaya. Cahaya kemudian diteruskan melalui lapisan photoiodida a-Si dimana cahaya tersebut dikonversi menjadi sebuah sinyal keluaran digital. Sinyal digital kemudian dibaca oleh film transistor tipis (TFT’s) atau oleh Charged Couple Device (CCD’s). Data gambar dikirim ke dalam sebuah computer untuk ditampilkan. Detektor a-Si adalah tipe FPD yang paling banyak dijual di industri digital imaging saat ini.

b) Amorphous Selenium (a-Se)

Amorphous Selenium (a-Se) dikenal sebagai detektor langsung karena tidak ada konversi energi sinar-X menjadi cahaya. Lapisan terluar dari flat panel adalah elektroda bias tegangan tinggi. Elektrode bias mempercepat energi yang ditangkap dari penyinaran sinar X mealui lapisan selenium. Foton-foton sinar-X mengalir melalui lapisan selenium menciptakan pasangan lubang electron. Lubang-lubang elektron tersebut tersimpan dalam selenium berdasarkan pengisian tegangan bias. Pola (lubang-lubang) yang terbentuk pada lapisan selenium dibaca oleh rangakaian TFT atau Elektrometer Probes untuk diinterpretasikan menjadi citra.

2) High Density Line Scan Solid State device

Tipe penangkapan gambar yang kedua pada DR adalah High Density Line Scan Solid State device. Alat ini terdiri dari Photostimulable Barium Fluoro Bromide yang dipadukan dengan Europium (BaFlBr:Eu) tatu Fosfor Cesium Bromida (CsBr).

Detektor fosofor merekam energi sinar-X selama penyinaran dan dipindai (scan) oleh sebuah dioda laser linear untuk mengeluarkan energi yang tersimpan yang kemudian dibaca oleh sebuah penangkap gambar digital Charge Coupled Devices (CCD’s). Image data kemudian ditransfer oleh Radiografer untuk ditampilkan dan dikirim menuju work stasion milik radiolog.

c. Analog to Digital Converter

Komponen ini berfungsi untuk merubah data analog yang dikeluarkan detektor menjadi data digital yang dapat diinterpretasikan oleh komputer.

d. Komputer

Komponen ini berfungsi untuk mengolah data, manipulasi image, menyimpan data-data (image), dan menghubungkannya dengan output device atau work station.

e. Output Device

Sebuah sistem digital radiografi memiliki monitor untuk menampilkan gambar. Melaui monitor ini, radiografer dapat menentukan layak atau tidaknya gambar untuk diteruskan kepada work station radiolog.

Selain monitor, output device dapat berupa laser printer apabila ingin diperoleh data dalam bentuk fisik (radiograf). Media yang digunakan untuk mencetak gambar berupa film khusus (dry view) yang tidak memerlukan proses kimiawi untuk mengasilkan gambar.

Gambar yang dihasilkan dapat langsung dikirimkan dalam bentuk digital kepada radiolog di ruang baca melaui jaringan work station. Dengan cara ini, dimungkinkan pembacaan foto melaui teleradiology.

Pesawat Digital Radiography
2. Prinsip Kerja

Prinsip kerja Digital Radiography (DR) atau (DX) pada intinya menangkap sinar-X tanpa menggunakan film. Sebagai ganti film sinar X, digunakan sebuah penangkap gambar digital untuk merekam gambar sinar X dan mengubahnya menjadi file digital yang dapat ditampilkan atau dicetak untuk dibaca dan disimpan sebagai bagian rekam medis pasien.


http://ilmuradiologi.blogspot.com

Read More ->>

CR ( Computed Radiography )

 Dasar Computed Radiography


A. Pengertian Computed Radiography

Computed Radiography adalah proses digitalisasi gambar yang menggunakan lembar atau photostimulable plate untuk akusisi data gambar (Ballinger, 1999). Dalam Computed Radiography terdapat system komponen utama yaitu, Image Plate (IP), Image Reader, Image Console dan Imager.

1) Image Plate
Image plate merupakan lembaran yang dapat menangkap dan menyimpan sinar-x.

2) Image Reader
Merupakan alat untuk mengolah gambaran laten pada Imaging Plate (IP) menjadi data digital.

3) Image Console
Berfungsi sebagai pembaca dan pengolahan gambar yang diperoleh dari IP dengan menggunakan optoelectronic laser scanner (helium neon (He-Ne) 632,8 nM). Dilengkapi dengan preview monitor untuk melihat radiograf yang dihasilkan, apakah goyang, terpotong dll.

4) Imager
Apabila foto dikehendaki untuk dicetak, maka gambar
dapat dikirim ke bagian imager untuk dicetak sesuai kebutuhan.

Media penerimaan gambar pada Computed Radiography adalah IP, yaitu sebagai pengganti kaset yang berisi film-screen (Ballinger, 1999). Secara ringkas proses produksi gambar digital pada Computed Radiography adalah sebagai berikut :

Imaging Plate (IP) diekspose dengan sinar-x, maka akan terbentuk bayangan laten pada IP. IP yang telah diekspose ini dimasukkan pada Image Plate Reader. IP kemudian di scan dengan helium-neon laser (emisi cahaya merah) sehingga kristal pada IP menghasilkan cahaya biru. Cahaya ini kemudian dideteksi oleh photosensor dan dikirim melalui Analog Digital Converter ke computer untuk diproses. Setelah gambar diperoleh, IP ditransfer ke bagian lain dari Imaging Plate Reader untuk dihapus agar IP tersebut dapat digunakan kembali. Gambar yang telah discan kemudian dimasukkan ke dalam komputer untuk diproses lalu ditampilkan pada monitor atau film (Ballinger, 1999).

B. Keuntungan dan Keterbatasan Computed Radiography
1) Keuntungan Computed Radiography
Computed Radiography mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan radiografi konvensial, antara lain :

    Angka pengulangan yang lebih rendah karena kesalahan-kesalahan faktor teknis.
    Resolusi kontras yang lebih tinggi dan latitude eksposi yang lebih luas dibandingkan emulsi film radiografi.
    Tidak memerlukan kamar gelap atau biaya untuk film ( jika gambar tidak ditampilkan dalam hard copy).
    Kualitas gambar dapat ditingkatkan.
    Penyimpanan gambar lebih mudah baik dengan hard copy maupun penyimpanan elektronik.

2) Keterbatasan Computed Radiography
Keterbatasan dari Computed Radiography antara lain :

    Biaya yang cukup tinggi untuk IP, unit CR reader, hardware dan software untuk workstation.
    Resolusi spatial rendah.
    Pasien potensial untuk menerima radiasi yang overexposed. Computed Radiography (CR) dapat mengkompensasi overeksposure, sehingga radiografer terkadang member eksposi yang berlebih pada pasien.
    Adanya artefak pada gambar akibat proses penghapusan IP yang kurang baik.

http://catatanradiograf.blogspot.com
Read More ->>

Tuesday, June 4, 2013

MRI ( Magnetic Resonance Imaging )

 Dasar-Dasar Pencitraan MRI


A. PENDAHULUAN
Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu teknik penggambaran penampang tubuh berdasarkan prinsip resonansi magnetik inti atom hidrogen. Tehnik penggambaran MRI relatif komplek karena gambaran yang dihasilkan tergantung pada  banyak parameter. Alat tersebut memiliki kemampuan membuat gambaran potongan   coronal,  sagital, aksial dan oblik tanpa banyak memanipulasi tubuh pasien Bila  pemilihan parameternya tepat, kualitas gambaran detil  tubuh  manusia  akan tampak jelas, sehingga  anatomi dan patologi  jaringan tubuh dapat  dievaluasi secara teliti.
Magnetic Resonance Imaging yang disingkat dengan MRI adalah suatu alat diagnostik mutahir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh dengan menggunakan medan magnet dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X ataupun bahan radioaktif.
Hasil pemeriksaan MRI adalah berupa rekaman gambar potongan penampang tubuh/organ manusia dengan menggunakan medan magnet berkekuatan antara 0,064 – 1,5 tesla (1 tesla = 1000 Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen.
Beberapa faktor kelebihan yang dimilikinya, terutama kemampuannya membuat potongan koronal, sagital, aksial dan oblik tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh pasien sehingga sangat sesuai untuk diagnostik jaringan lunak.
Teknik penggambaran MRI relatif kompleks karena gambaran yang dihasilkan tergantung pada banyak parameter. Bila pemilihan parameter tersebut tepat, kualitas gambar MRI dapat memberikan gambaran detail tubuh manusia dengan perbedaan yang kontras, sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat dieva
luasi secara teliti.
Untuk menghasilkan gambaran MRI dengan kualitas yang optimal sebagai alat diagnostik, maka harus memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dengan teknik penggambaran MRI, antara lain :
a.    Persiapan pasien serta teknik pemeriksaan pasien yang baik
b.    Kontras yang sesuai dengan tujuan pemeriksaanya
c.    Artefak pada gambar, dan cara mengatasinya
d.   Tindakan penyelamatan terhadap keadaan darurat.
B. Tipe MRI
MRI bila ditinjau dari tipenya terdiri dari :
a.     MRI yang memiliki kerangka terbuka (open gantry) dengan ruang yang luas
b.    MRI yang memiliki kerangka (gantry) biasa yang berlorong sempit.
Sedangkan bila ditinjau dari kekuatan magnetnya terdiri dari :
a.     MRI Tesla tinggi ( High Field Tesla ) memiliki kekuatan di atas 1 – 1,5 T
b.    MRI Tesla sedang (Medium Field Tesla) memiliki kekuatan 0,5 – T
c.     MRI Tesla rendah (Low Field Tesla) memiliki kekuatan di bawah 0,5 T.
Sebaiknya suatu rumah sakit memilih MRI yang memiliki tesla tinggi karena alat tersebut dapat digunakan untuk teknik Fast Scan yaitu suatu teknik yang memungkinkan 1 gambar irisan penampang dibuat dalam hitungan detik, sehingga kita dapat membuat banyak irisan penampang yang bervariasi dalam waktu yang sangat singkat. Dengan banyaknya variasi gambar membuat suatu lesi menjadi menjadi lebih spesifik.
C. Prinsip MRI
Pasien ditempatkan dalam medan magnet, dan gelombang elektromagnet pulsa diterapkan untuk membangkitkan “objective nuclide” di dalam tubuh. Nuclide yang dibangkitkan akan kembali ke dalam energi semula dan akan melepaskan energi yang diserap sebagai gelombang elektromagnet. Gelombang elektromagnet yang dilepas ini adalah sinyal MR. Sinyal ini dideteksi dengan kumparan (coil) untuk membentuk suatu gambar (image).
Yang perlu diperhatikan dengan memakai MR adalah nucleus (proton di dalam tubuh). Nucleus mempunyai massa dan muatan positif serta berputar pada sumbunya. Nucleus yang berputar ini dianggap sebagai suatu magnet batang kecil (small bar magnet). Karena nucleus ditempatkan di dalam medan magnet statis, maka akan berputar (precession). Ketika suatu pulsa RF yang mempunyai frekuensi sama dengan kecepatan/frekuensi dari putaran diberikan, nucleus menyerap energi dari pulsa (yang disebut gejala resonansi). Pulsa RF adalah gelombang elektromagnet dan disebut pulsa RF (Radio Frequency) karena band frekuensinya. Ketika pulsa RF dimatikan, nucleus kembali ke keadaan semula sambil melepaskan energi yang diserap (yang disebut relaxation). Dengan membuat nucleus memancarkan sinyal ketika melepaskan energi yang diserap, suatu gambar (image) dihasilkan.
 
D. Instrumen MRI
Secara garis besar instrumen MRI terdiri dari:
a.    Sistem magnet yang berfungsi membentuk medan magnet.
Agar dapat mengoperasikan MRI dengan baik, kita perlu mengetahui tentang : tipe magnet, efek medan magnet, magnet shielding ; shimming coil dari pesawat MRI tersebut
b.    Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari tiga buah kumparan koil, yaitu:
-    Gradien coil X, untuk membuat citra potongan sagittal.
-    Gardien coil Y, untuk membuat citra potongan koronal.
-    Gradien coil Z untuk membuat citra potongan aksial .
Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka akan terbentuk potongan oblik
 
c.    Sistem frekuensi radio berfungsi membangkitkan dan memberikan radio frekuensi serta mendeteksi sinyal.
d.    Sistem komputer berfungsi untuk membangkitkan sekuens pulsa, mengontrol semua komponen alat MRI dan menyimpan memori beberapa citra.
e.    Sistem pencetakan citra, fungsinya untuk mencetak gambar pada film rontgent atau untuk menyimpan citra.
Sebagai inti dari MRI adalah magnet untuk menghasilkan medan magnet statis. Berikut adalah 3 macam magnet yang sekarang dipakai dalam sistem MRI:
1.    Magnet tetap (Permanent Magnet/PM)
2.    Magnet resistif (Resistive Magnet/RM)
3.    Magnet superkonduktif (Superconductive Magnet/SCM)

1.    Magnet tetap (Permanent Magnet/PM)

Magnet tetap adalah sama dengan suatu magnet batang. Sistem MRI yang menggunakan suatu magnet tetap dapat dianggap suatu magnet batang yang besar.
Ciri-ciri sistem MRI yang menggunakan magnet tetap adalah sebagai berikut:

    Karena tidak ada daya listrik untuk menghasilkan medan magnet, biaya pemakaian sangat rendah.
    Sistem sangat berat.

Keuntungan sistem ini adalah biaya pemakaian (running cost) yang sangat rendah dibanding sistem yang lain (magnet kumparan dan magnet superkonduktif).
2.    Magnet Resistif (Resistive Magnet/RM)

Magnet resistif dapat dianggap suatu magnet listrik. Magnet ini menghasilkan medan magnet yang kuat dengan mengalirkan suatu arus listrik yang besar melalui suatu kumparan tembaga, aluminium, atau materi yang lain yang mempunyai hambatan listrik (electric resistance) rendah.

Ciri-ciri sistem magnet resistif adalah sebagai berikut:
1.    Termasuk tidak mahal
2.    Gampang untuk menangani
3.    Biaya pemakaian sangat tinggi karena:
a.       Arus sebesar 200 A mengalir
b.      Harus ada aliran air untuk pendinginan sistem, karena panas yang terjadi sangat tinggi

3.      Magnet Superkonduktif (Superconductive Magnet/SCM)
Dari 3 macam magnet, magnet superkonduktif mungkin paling tidak dikenal. Magnet ini adalah suatu magnet listrik yang menggunakan suatu kumparan sebagai materi dengan suatu gejala superkonduktif terjadi. Gejala superkonduktif adalah bahwa hambatan listrik (electrical resistance) dari suatu logam menjadi nol bila metal didinginkan dengan temperature yang sangat rendah (-272° C), dan temperature pada saat tersebut disebut temperature kritis (critical temperature) Tc. Hambatan listrik menjadi nol berarti bahwa suatu arus besar dapat mengalir dengan memakai tegangan (voltage) rendah beberapa volt.
 
Ciri-ciri sistem MRI dengan magnet superkonduktif adalah sebagai berikut:
1.      Pemakaian daya listrik sangat rendah dibandingkan dengan sistem magnet kumparan.
2.      Medan magnet yang kuat dapat dihasilkan karena arus listrik yang cukup besar dapat dialirkan.
3.      Untuk mendapatkan temperatur yang sangat rendah, kumparan harus dicelupkan ke dalam helium cair (-272° C).
Magnet superkonduktif memerlukan biaya daya listrik yang rendah daripada magnet kumparan untuk mendapatkan medan magnet yang kuat, yang membuat magnet superkonduktif lebih berguna, tetapi masalahnya adalah helium cair yang dibutuhkan untuk mendinginkan kumparan.
Kekurangan dengan menggunakan helium cair adalah sebagai berikut:

    Tidak mudah untuk menangani
    Harga helium cair sangat mahal
    Helium cair menguap pada kecepatan 0,6 sampai 0,7 liter/jam
    Penggunaan kembali helium gas sesudah penguapan adalah sulit

E.  Pelindung untuk MRI
Dua macam pelindung (shield) sangat penting untuk MRI:
1.    MRI dipengaruhi oleh noise radio
Gelombang elektromagnet yang digunakan MRI mempunyai frekuensi yang sama dengan siaran radio. Jika sistem MRI yang dipasang tanpa pelindung (shield), maka akan terpengaruh noise radio serta mempengaruhi mutu gambar (image) yang dihasilkan. Untuk menjamin mutu gambar, seluruh sistem ruang MRI harus diberi pelindung.

2.    MRI dipengaruhi bahan magnet (pengaruh luar terhadap sistem MRI)
Jika ada suatu benda dari bahan magnet di sekeliling MRI, akan mengganggu uniformity dari medan magnet yang menyebabkan mutu gambar menjadi rendah. Pelindung magnet tidak diperlukan karena kasus ini tergantung pada kondisi sekeliling.
F. Artefak pada MRI dan Upaya Mengatasinya
Artefak adalah kesalahan yang terjadi pada gambar yang menurut jenisnya terdiri dari :
a.  Kesalahan geometric
b.  Kesalahan algoritma
c.  Kesalahan pengukuran attenuasi.
Sedangkan menurut penyebabnya terdiri dari :
a.  Artefak yang disebabkan oleh pergerakan physiologi, karena gerakan jantung gerakan per-nafasan, gerakan darah dan cairan cerebrospinal, gerakan yang terjadi secara tidak periodik seperti gerakan menelan, berkedip dan lain-lain.
b.  Artefak yang terjadi karena perubahan kimia dan pengaruh magnet.
c.  Artefak yang terjadi karena letak gambaran tidak pada tempat yang seharusnya.
d. Artefak yang terjadi akibat dari data pada gambaran yang tidak lengkap.
e.  Artefak sistem penampilan yang terjadi misalnya karena perubahan bentuk gambaran akibat faktor kesala-han geometri, kebocoran dari tabir radio-frekuensi. Akibat adanya artefak – artefak tersebut pada gambaran akan tampak : gambaran kabur, terjadi kesalahan geometri, tidak ada gambaran, gambaran tidak bersih, terdapat garis–garis dibawah gambaran, gambaran bergaris garis miring, gambaran tidak beraturan.
Upaya untuk mengatasi artefak pada gambaran MRI, antara lain dilakukan dengan cara :
a.       Waktu pemotretan dibuat secepat mungkin memeriksa keutuhan tabir pelindung radio frekuensi
b.      Menanggalkan benda-benda yang bersifat ferromagnetic bila memungkinkan
c.       Perlu kerja sama yang baik dengan pasien.
d.      Pengambilan sample/gambar sebaiknya lebih dari satu kali.
e.       Pengolahan citra yang dilakukan pada komputer (image processing) harus sebaik mungkin.
 G. Aplikasi Klinik Pemeriksaan M R I
 Pemeriksaan MRI bertujuan mengetahui karakteristik morpologik (lokasi, ukuran, bentuk, perluasan dan lain-lain dari keadaan patologis. Tujuan tersebut dapat diperoleh dengan menilai salah satu atau kombinasi gambar penampang tubuh aksial, sagittal, koronal atau oblik tergantung pada letak organ dan kemungkinan patologinya.
Adapun jenis pemeriksaan MRI sesuai dengan organ yang akan dilihat, misalnya :
1.      Pemeriksaan kepala untuk melihat kelainan pada: kelenjar pituitary, lobang telinga dalam, rongga mata, sinus.
2.      Pemeriksaan otak untuk mendeteksi : stroke / infark, gambaran fungsi otak, pendarahan, infeksi; tumor, kelainan bawaan, kelainan pembuluh darah seperti aneurisma, angioma, proses degenerasi, atrofi.
3.      Pemeriksaan tulang belakang untuk melihat proses Degenerasi (HNP), tumor, infeksi, trauma, kelainan bawaan.
4.      Pemeriksaan Musculo-skeletal untuk organ : lutut, bahu , siku, pergelangan tangan, pergelangan kaki , kaki , untuk mendeteksi robekan tulang rawan, tendon, ligamen, tumor, infeksi/abses dan lain lain.
5.     Pemeriksaan Abdomen untuk melihat hati , ginjal, kantong dan saluran empedu, pakreas, limpa, organ ginekologis, prostat, buli-buli.
6.   Pemeriksaan Thorax untuk melihat : paru –paru, jantung.
REFERENSI

-          NN, Alat Radiologi IV, Akademi Teknik Elektromedik
-          www.litbang.depkes.go.id/media/data/mri.pdf
  -     http://en.wikipedia.org/wiki/Magnetic_resonance_imaging#Background_information
http://catatanradiograf.blogspot.com
Read More ->>

Pages

Follow me on Twitter

Follow me on Twitter
@DIR__

add me on Facebook

add me on Facebook
Muhammad Chaidir Pagessa

ATRO MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Terpopuler

muhammadchaidiir.blogspot.com

Pages

Chaidir's Blog. Powered by Blogger.

Kamus

Followers

About Me

My photo
Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia

Search Me

Popular Posts